CakapCakap – Cakap People! Francis Scott Key Bridge atau yang dikenal dengan Jembatan Baltimore mengalami kerusakan akibat tertabrak kapal kargo dali pada Selasa, 26 Maret 2024.
Sampai saat ini, Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura serta Otoritas Maritim dan Pelabuhan (MPA) masih menyelidiki kasus tersebut.
“Penyelidik dari Biro Investigasi Keselamatan Transportasi dan MPA sedang melakukan perjalanan ke Baltimore, Maryland,” menurut keterangan MPA pada Selasa, 26 Maret 2024.
Profil Jembatan Baltimore
Jembatan Baltimore atau dengan nama asli Jembatan Francis Scott Key merupakan sebuah jembatan yang terletak di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.
Dilansir dari Reuters, jembatan ini dibangun pada 1977 dengan konstruksi baja empat jalur. Pembangunannya dilakukan selama lima tahun dan membentang sepanjang 1,6 mil sekitar 2,6 kilometer.
Panjangnya Jembatan Baltimore melewati Sungai Patapsco, tempat bersejarah dimana AS Francis Scott menulis lagu nasional Star Spangled Banner dalam Pertempuran Baltimore.
Lagu tersebut disahkan menjadi lagu nasional Amerika Serikat setelah satu abad kemudian. Hal ini dikarenakan ada beberapa lirik yang menuliskan sikap rasis Francis Scott kepada orang Afrika-Amerika.
Kondisi orang Afrika-Amerika saat itu telah mengalami perbudakan di Amerika yang kemudian memilih untuk kabur bergabung bersama Inggris.
Dalam pertempuran Baltimore pada 1814, AS Francis Scott melihat langsung kekalahan Inggris dalam pertempuran Baltimore. Jarak antara Sungai Patapsco dengan lokasi pemboman (Fort McHenry) hanya sekitar 56 meter atau 185 kaki.
Dilansir dari Washington Post, Francis Scott bukan hanya seorang penyair, tetapi juga seorang prajurit yang memimpin sebuah misi penting yaitu misi pembebasan dokter Amerika William Beanes, yang telah ditangkap pasukan Inggris
Jembatan Cukup Rapuh
Setelah kapal karo dali asal Singapura tersebut menabrak jembatan Francis Scott Key, sekitar satu lusin kapal melakukan 115 pemberhentian di Baltimore.
Hal tersebut terjadi karena Francis Scott Key Bridge mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga jalur transportasi air di sekitarnya juga terganggu.
Menurut Marina Bock, seorang dosen teknik struktur Universitas Aston, jembatan ini memiliki dek gantung yang memungkinkan kerusakan total ketika terjadi kecelakaan.
“Jenis jembatan ini tidak dirancang untuk mendistribusikan kembali beban jika terjadi keruntuhan dermaga utama dan oleh karena itu video menunjukkan ada keruntuhan jembatan yang progresif di mana satu elemen mengalami kegagalan demi elemen lainnya,” ujar Marina Bock.