Cakapcakap- Cakap People pasti sudah mendengar berita mengenai portal berita internasional, The Guardian, memuat berita mengenai masyarakat Indonesia yang melakukan selfie atau swafoto di lokasi bencana tsunami Selat Sunda beberapa hari yang lalu. Bagaimana perasaanmu? Miris? Malu? Heran? pastinya ada yang salah dengan dirimu kalau merasa biasa-biasa saja dengan hal tersebut.
Beberapa orang terkadang tidak memikirkan lagi lokasi dan suasana ketika mereka ingin mengambil swafoto demi likes dan views yang banyak di media soial. Apapun kondisinya tidak masalah jika itu ‘menarik’ dan ‘berbeda dengan yang lain’ menurut mereka. Padahal, meskipun swafoto adalah hak setiap orang, ada beberapa hal yang harus tetap diperhatikan dalam melakukannya di tempat-tempat umum.
Jangan menghalangi orang lain
Hal pertama yang harus kamu perhatikan saat selfie adalah orang-orang di sekitarmu. Jika berada di lokasi wisata atau tempat-tempat yang ramai dengan orang lalu lalang, jangan tiba-tiba menghentikan langkah dan melakukan swafoto. Bayangkan saja betapa menyebalkannya jika kamu sedang berjalan menikmati lokasi wisata tiba-tiba orang di depanmu berhenti begitu saja melakukan swafoto dan selanjutnya tidak meminta maaf atau berbasa-basi sama sekali kepadamu.
Tunggu hingga tidak banyak terlalu banyak orang yang berlalu lalang sehingga kamu tidak menghalangi mereka berjalan. Lebih baik lagi kalau kamu mengucapkan “permisi” atau “maaf” kpeada orang-orang di sekitarmu. Selain itu, jangan terlalu banyak melakukan swafoto atau mengambil foto di satu tempat karena akan menghalangi orang lain yang ingin mengambil foto juga.
Pilih-pilih lokasi swafoto
Tidak di semua tempat yang menurutmu “menarik” atau “tidak biasa” kamu dapat melakukan swafoto. Contohnya, jangan melakukan foto di lokasi bencana, pemakaman, pengungsian, lokasi-lokasi yang baru saja terjadi kerusuhan atau peperangan. Melakukan swafoto di lokasi-lokasi tersebut membuat kamu terlihat kurang sopan bahkan tidak memiliki simpati. Sama halnya seperti orang-orang yang mengambil foto di lokasi bencana Tsunami Banten. Terlebih jika kamu meng-upload foto tersebut di media sosial.
Selain berbahaya, melakukan swafoto di lokasi-lokasi bencana juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis dari korban maupun keluarga korban. Bayangkan kamu adalah korban yang melihat orang lain berswafoto ria sambil tersenyum di lokasi bencana atau keluarga korban yang melihat hasil swafoto kamu di media sosial. Tidak menyenangkan, bukan?
Selain itu, melakukan swafoto di lokasi-lokasi bencana atau bekas konflik juga dapat menghambat aktivitas penanggulangan, pemulihan dan semacamnya. Cukuplah orang-orang yang memang berkepentingan untuk mengambil foto disana. Semisal aparat yang berwenang atau wartawan.
Periksa foto sebelum mengunggahnya
Setelah melakukan swafoto, biasakan mengecek kembali hasil swafotomu sebelum mengunggahnya dua kali. Apakah hasil fotomu tidak akan merugikan orang lain? atau apakah hasil fotomu dapat disalahgunakan oleh orang lain? apakah ada hal-hal yang tidak pantas untuk diunggah atau menganggu orang lain jika kamu mengunggahnya?
Jangan hanya karena ingin mendapatkan likes dan views yang banyak, kamu menghalalkan segala cara dan menjadikan semua hal sebagai objek swafotomu, Cakap People. Kamu harus tetap memerhatikan batas-batas etika kesopanan dan jangan sampai mengganggu bahkan merugikan orang lain. Masih banyak lokasi-lokasi dan objek-objek ‘normal’ yang menarik untuk kamu bagikan melalui swafotomu dan mendapatkan likes serta views yang banyak.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
One Ping
Pingback:Kece, nih! Model Plus Size Asal Korea Selatan ini Berani Menabrak Standar Kecantikan Asia, Siapa Dia? – CakapCakap