CakapCakap – Cakap People! Otoritas dan regulator keamanan pangan di seluruh dunia menyarankan agar masyarakat tidak mencuci unggas mentah termasuk ayam sebelum proses memasak. Mengapa demikian? Ternyata, mencuci unggas mentah berpotensi memercikkan bakteri berbahaya ke dapur.
Pilihan terbaik adalah memasak ayam sampai matang tanpa dicuci, dan itu sangat aman untuk dimakan. Meskipun demikian, mencuci ayam tetap menjadi kebiasaan umum, yang terungkap dalam survei yang digagas Dewan Informasi Keamanan Pangan Australia.
Hasil survei menunjukkan bahwa hampir setengah dari juru masak rumahan Australia mencuci ayam utuh sebelum dimasak. Penelitian terpisah di Belanda juga menemukan 25 persen konsumen sering atau hampir selalu mencuci ayam mentah yang akan diolah.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu 5 Juli 2023, salah satu analisis tanggapan konsumen terhadap kampanye edukasi tentang bahaya mencuci unggas mentah menjelaskan mengapa banyak orang masih mencuci ayam mentah sebelum dimasak. Sebagian percaya daging ayam mentah masih memuat kotoran dan bahan lain yang perlu dibersihkan.
Sebagian lain percaya mencuci dengan larutan yang sedikit asam (seperti cuka atau jus lemon) akan membunuh bakteri. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa mencuci unggas mentah dengan jus lemon atau cuka tidak menghilangkan bakteri dan malah meningkatkan risiko kontaminasi silang.
Suhu memasak yang tidak tepat dan kontaminasi silang antara makanan yang berbeda adalah dua faktor terpenting yang terkait dengan penyakit bawaan makanan. Dua penyebab utama penyakit bawaan makanan adalah bakteri Campylobacter dan Salmonella, yang biasa ditemukan pada unggas mentah.
Argumen lain yang mendukung fakta bahwa mencuci unggas mentah di bawah keran yang mengalir adalah aktivitas berisiko terungkap dari penelitian terbaru. Studi itu menyoroti adanya tetesan air yang keluar dari permukaan ayam yang sudah dicuci.
Studi tersebut dengan jelas menunjukkan bakteri dapat dipindahkan dari permukaan ayam ke permukaan sekitarnya melalui tetesan air. Menggunakan pencitraan berkecepatan tinggi, para peneliti menemukan ketinggian keran yang lebih tinggi dapat meningkatkan percikan.
Daging ayam seringkali lunak dan aliran air dapat membuat lubang di permukaan. Hal ini menyebabkan percikan, dibandingkan pada permukaan yang melengkung dan keras. Dalam studi, para peneliti menempatkan piring besar di sebelah permukaan ayam. Tetesan air itu terciprat ke piring dan sangat memungkinkan untuk menumbuhkan bakteri.
Tim peneliti menemukan tingkat penularan bakteri meningkat sesuai ketinggian keran dan laju aliran air. Putaran keran yang kencang juga meningkatkan percikan dan penularan bakteri. Profesor mikrobiologi Enzo Palombo termasuk pakar yang menyarankan tidak mencuci unggas.
Namun, dengan anjuran dari berbagai otoritas dan pakat, banyak juru masak rumahan enggan melepaskan kebiasaan lama itu. Jika tetap bersikeras untuk mencuci daging ayam, pertimbangkan untuk melakukannya di baskom berisi air, alih-alih di bawah keran yang mengalir.
Gunakan handuk kertas untuk mengelap cairan apa pun yang terciprat, lalu segera buang ke tempat sampah. “Itu akan membantu mengurangi risiko kontaminasi silang dan menjaga keamanan dapur. Cuci tangan setelah memegang daging ayam mentah,” kata Palombo, yang merupakan pakar dari Swinburne University of Technology di Melbourne, Australia.