CakapCakap – Cakap People! Saudara kembar Hermon dan Heroda Berhane suka menari tetapi tidak bisa mendengar musik karena mereka berdua adalah tunarungu. Penemuan jaket dengan sensor yang memungkinkan mereka merasakan suara yang berbeda telah mengubah malam mereka di klub London.
Dilansir dari Asia One, Selasa, 15 Oktober 2019, jaket “Sound Shirt”, yang dibuat oleh rumah mode yang berbasis di London, CuteCircuit, ini memiliki 16 sensor yang tertanam pada kain jaket itu, membuat orang yang memakainya bisa merasakan biola di lengan mereka, dan merasakan dentuman drum di punggung mereka.
Si kembar Berhane yang menjadi model jaket ini, kehilangan pendengaran mereka di usia muda. Mereka mengatakan jaket itu telah memberi mereka pengalaman baru.
“Ini hampir seperti merasakan kedalaman musik,” kata Hermon. “Rasanya seolah kita bisa bergerak bersamanya.”
Francesca Rosella, co-founder dan chief creative officer dari CuteCircuit, yang merancang teknologi fashion yang dapat dikenakan, mengatakan bahwa jaket itu membuat penyandang tunarungu dapat merasakan sensasi alunan musik.
“Pada pakaian ini, secara keseluruhan benar-benar tekstil, tidak ada kabel di dalamnya, jadi kami hanya menggunakan ‘kain pintar’. Kami memiliki kombinasi mikroelektronika yang sangat tipis dan fleksibel, dan kain konduktif,”katanya.
“Semua motor elektronik kecil ini terhubung dengan kain konduktif yang membuat pakaiannya lembut dan elastis.”
Sound Shirts tidak dijual dengan harga murah. Harga jaket ini diperkirakan akan dilempar ke pasaran dengan harga lebih dari USD 5,100 atau Rp 52 juta.
Heroda percaya itu adalah harga yang pantas dibayar oleh para penyandang tuna rungu seperti dia dan saudara perempuannya agar bisa dapat menikmati musik.