in ,

Jakarta Laporkan Lonjakan Harian Tertinggi dengan 658 Kasus Baru COVID-19

Ini merupakan lonjakan kasus harian tertinggi yang dicatat Jakarta sejak wabah pertama diumumkan pada Maret 2020.

CakapCakapCakap People! Jakarta melaporkan 658 kasus baru COVID-19 pada hari Jumat, 7 Agustus 2020. Ini merupakan lonjakan harian tertinggi sejak infeksi pertama tercatat pada bulan Maret, sehingga menjadikan jumlah total kasus di ibu kota menjadi 24.521.

Angka terbaru ini melanjutkan tren peningkatan kasus positif di Jakarta selama beberapa minggu terakhir menyusul keputusan pemerintah kota untuk secara bertahap mengurangi pembatasan dan membuka kembali bisnis dan kantor di bawah protokol kesehatan pada 4 Juni lalu.

Seorang perawat mengambil sampel usap dari seorang pasien di kantor cabang Tanah Abang di Jakarta Pusat pada tanggal 21 Juni 2020. Tes usap, juga disebut tes polymerase chain reaction (PCR), menggunakan sampel lendir yang diambil dari hidung atau tenggorokan untuk mendeteksi COVID-19. (Foto: The Jakarta Post / P.J. Leo)

Pihak berwenang Jakarta mengatakan bahwa peningkatan kasus positif di ibu kota disebabkan oleh pelacakan kontak agresif administrasi kasus COVID-19-positif.

“Dari 658 kasus positif, 98 merupakan akumulasi dari data sehari sebelumnya yang baru saja dilaporkan, “kata Weningtyas Purnomorini, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2020, melansir laporan The Jakarta Post.

Jakarta telah melakukan total 41.914 uji polymerase chain reaction (PCR) per 1 juta orang hingga saat ini, dengan 43.330 orang di kota tersebut telah diuji selama tujuh hari terakhir.

Hingga Kamis, 15.201 orang yang terinfeksi telah pulih dan 922 telah meninggal karena penyakit pernapasan, menurut penghitungan COVID-19 resmi pemerintah Jakarta.

Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. [Foto: ANTARA /Hafidz Mubarak A/Pool/aww.]

Satuan tugas COVID-19 nasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa gedung perkantoran telah muncul sebagai kluster baru penularan virus corona, terutama di dalam gedung yang tidak memiliki ventilasi atau ruang untuk jarak sosial.

Di Jakarta sendiri, 68 kluster perkantoran yang berbeda telah ditemukan hingga 26 Juli, termasuk gedung milik lembaga publik, kementerian, dan perusahaan milik negara.

Tes juga mengungkapkan peningkatan kluster COVID-19 di rumah ibadah Jakarta, di mana tingkat positif yang mengacu pada persentase hasil positif dari semua tes yang dilakukan di sebuah kluster, telah mencapai 74 persen, menurut seorang ahli epidemiologi.

Data Dinas Kesehatan Jakarta dari 4 Juni hingga 28 Juli menunjukkan ada 114 kasus yang dikonfirmasi dari kluster di sembilan rumah ibadah di ibukota. Sebagian besar berlokasi di gereja dan masjid, dengan masing-masing tiga cluster dan total 40 kasus.

Oleh karena itu, Gubernur Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang pembatasan sosial skala besar transisi (PSBB) hingga pertengahan Agustus karena pandemi tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di kota berpenduduk sekitar 10 juta orang itu.

Tingkat kepositifan COVID-19 di Jakarta telah mencapai 7,4 persen dalam seminggu terakhir, di atas angka yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk relaksasi, yaitu 5 persen atau di bawahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

India Kini Catat Lebih dari Dua Juta Kasus COVID-19, Petugas Kesehatan Mogok!

11 Agustus 2020, Indonesia Mulai Uji Klinis Fase III Vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotech China