in ,

Jaga Mata Tetap Sehat dengan Metode 20-20-20 Selama Aktivitas Virtual

Pandemi COVID-19 global yang berkepanjangan telah memaksa lembaga pendidikan beralih ke kegiatan belajar mengajar secara online.

CakapCakapCakap People! Pandemi COVID-19 global yang berkepanjangan telah memaksa lembaga pendidikan beralih ke kegiatan belajar mengajar secara online.

Alhasil, para siswa termasuk anak-anak sekolah dasar dan taman kanak-kanak terpaksa berinteraksi dengan guru atau mempelajari berbagai mata pelajaran dengan bantuan gadget dan internet.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang masalah kesehatan, seperti ketegangan penglihatan dan kelelahan, karena siswa diharuskan untuk menatap layar komputer dalam waktu yang lama.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Untuk membantu menjaga kesehatan mata, spesialis mata Tri Winarti dari Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) memberikan beberapa tips.

“Salah satu cara [menjaga kesehatan mata] adalah dengan menerapkan apa yang disebut metode 20-20-20,” kata Tri dalam webinar belum lama ini, seperti dikutip The Jakarta Post.

Dia mengatakan bahwa metode tersebut mengharuskan siswa atau pengguna gadget untuk mengalihkan pandangan dari layar mereka setiap 20 menit ke arah objek yang berjarak setidaknya 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.

“Setelah 20 menit menatap layar, lihatlah sebuah objek yang berjarak 20 kaki selama 20 detik untuk tujuan relaksasi,” katanya. Ia merekomendasikan agar orang-orang bisa memasang pengingat tersebut secara tertulis untuk melakukan metode ini di komputer mereka.

Cara lainnya adalah mengatur kecerahan layar agar perangkat tidak tampak terlalu terang atau terlalu gelap.

“Sesuaikan kecerahan agar nyaman saat digunakan. Misalnya, tingkat kecerahannya 50 persen, ”kata Tri.

Ia juga menyarankan agar pengguna gadget memastikan ruangan yang ditempatinya memiliki pencahayaan yang baik dan menyesuaikan kecepatan kipas AC agar tidak terjadi kekeringan pada mata.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

COVID-19 di Indonesia

Jumlah total kasus virus corona di Indonesia mencapai angka yang suram 400.000 pada hari Rabu, 28 Oktober 2020, menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di Asia Tenggara.

Indonesia menempati peringkat ke-19 di antara negara-negara di dunia dengan kasus virus corona terbanyak di dunia, menurut data Johns Hopkins University.

Negara ini telah menambahkan 4.029 kasus baru dalam 24 jam terakhir sehingga jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi menjadi 400.483, termasuk 13.612 kematian pada hari Rabu, 28 Oktober 2020, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan.

Indonesia mencapai angka 100.000 pada 27 Juli, atau empat bulan 25 hari setelah kasus pertama dikonfirmasi pada 2 Maret. Jumlah total kasus melebihi 200.000 pada 8 September atau setelah dua bulan empat hari. Dalam waktu kurang dari dua bulan sejak itu, angkanya mencapai 300.000. Hanya butuh 24 hari dari pencapaian terakhir pada 4 Oktober hingga mencapai angka saat ini.

Sekitar 81 persen pasien COVID-19 telah pulih atau dipulangkan dari rumah sakit. Jumlah kasus aktif mencapai 61.078 kasus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Studi Harvard: Risiko Penularan COVID-19 di Pesawat ‘Sangat Rendah’ Selama Pakai Masker dan Tindakan Lain ​​

Google: Semua Produk Made by Google Sekarang Pakai Bahan Daur Ulang