in ,

Jadi Klaster COVID-19 Terbesar di Malaysia, Perusahaan Sarung Tangan Top Glove Laporkan Kematian Pertama Karyawannya

Sebanyak 5.000 karyawan perusahaan itu dinyatakan positif COVID-19.

CakapCakapCakap People! Top Glove Corp Malaysia melaporkan pada hari Senin, 14 Desember 2020, bahwa salah satu pekerjanya meninggal dunia setelah tertular COVID-19. Ini merupakan kasus kematian pertama sejak wabah virus corona terjadi di asrama dan di pabrik tersebut.

Perusahaan pembuat sarung tangan terbesar di dunia itu mengatakan kepada Reuters melalui email bahwa pekerja berusia 29 tahun dari Nepal itu meninggal dunia pada hari Sabtu, 12 Desember 2020, karena pneumonia COVID-19 dengan fibrosis paru-paru.

Pabrik sarung tangan terbesar di dunia, Top Glove di Malaysia. [Foto: AP / Vincent Thian]

Saham Top Glove pun anjlok 9,4%. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi perusahaan sarung tangan di tengah laporan tentang peningkatan permintaan karena adanya vaksin COVID-19 dan setelah liputan dari Reuters dan media lain tentang kondisi pekerja migran di Top Glove, kata para analis.

Reuters melaporkan pada hari Minggu, 13 Desember 2020, bahwa Top Glove telah memecat seorang karyawan asal Nepal pada bulan September setelah dia dan pekerja lainnya mencoba untuk menyampaikan kekhawatiran tentang asrama yang sempit dan kurangnya jarak sosial di fasilitas perusahaan.

Wabah di pabrik Top Glove kini telah berkembang menjadi klaster terbesar di Malaysia, dengan lebih dari 5.000 karyawan perusahaan itu dinyatakan positif COVID-19.

Pemerintah Malaysia pun menerapkan kontrol pergerakan yang ketat dan memerintahkan perusahaan untuk menutup pabrik yang terkena dampak secara bertahap bulan lalu, untuk membantu penyaringan dan karantina bagi karyawan yang positif virus corona.

Seorang petugas kesehatan mengenakan pakaian pelindung tampak di luar asrama staf wanita Top Glove di Klang, Malaysia, 18 November 2020. [Foto: Yusof Mat Isa / Malay Mail]

Pekan lalu, perusahaan mengungkapkan, bahwa 94% pekerja yang diuji sekarang sudah sehat dan siap untuk kembali bekerja.

Saingan Top Glove, Hartalega Holdings mengatakan, bahwa mereka telah menemukan 35 kasus positif virus corona di antara lebih dari 8.700 karyawan yang diuji. Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menutup sementara beberapa jalur produksi, tetapi memperkirakan kerugian kurang dari 0,5% dari output tahunan.

Pekerja Top Glove yang meninggal telah bekerja di fasilitas manufakturnya yang berada di Klang, 40 kilometer (25 mil) sebelah barat ibu kota Kuala Lumpur, selama lebih dari dua tahun.

Top Glove saat ini mempekerjakan lebih dari 21.000 pekerja di seluruh Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Arab Saudi Umumkan Kemenangan Atas Virus Corona yang Diklaim Telah Terkendali

Singapura jadi Negara Asia Pertama yang Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech