in ,

Italia Berikan Perlindungan ‘Gadis Afghanistan’ Bermata Hijau dari National Geographic

Seorang analis FBI, pematung forensik dan penemu pengenalan iris mata semuanya memverifikasi identitasnya, kata National Geographic saat itu.

CakapCakapCakap People! Italia telah memberikan tempat perlindungan yang aman kepada Sharbat Gula, “Gadis Afghanistan” bermata hijau yang fotonya pada tahun 1985 di National Geographic menjadi simbol perang negaranya. Demikian disampaikan kantor Perdana Menteri Mario Draghi, Kamis, 25 November 2021.

Pemerintah Italia campur tangan setelah Gula meminta bantuan untuk meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu pada Agustus 2021 lalu, kata sebuah pernyataan, menambahkan bahwa kedatangannya adalah bagian dari program yang lebih luas untuk mengevakuasi dan mengintegrasikan warga Afghanistan.

Fotografer Amerika Serikat (AS), Steve McCurry, memotret Sharbat Gula ketika dia masih muda. [Foto: EPA-EFE]

Fotografer AS, Steve McCurry, memotret Gula ketika dia masih kecil, tinggal di kamp pengungsi di perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Mata hijaunya yang mengejutkan, mengintip dari jilbab dengan campuran keganasan dan rasa sakit, membuatnya dikenal secara internasional tetapi identitasnya baru ditemukan pada tahun 2002 ketika McCurry kembali ke wilayah tersebut dan melacaknya.

Seorang analis FBI, pematung forensik dan penemu pengenalan iris mata semuanya memverifikasi identitasnya, kata National Geographic saat itu.

Pada tahun 2016, Pakistan menangkap Gula karena memalsukan kartu identitas nasional dalam upaya untuk tinggal di negara itu.

Sharbat Gula, “Gadis Afghanistan” bermata hijau yang fotonya tahun 1985 di National Geographic menjadi simbol perang negaranya, tiba untuk bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Kabul, Afghanistan, 9 November 2016. [Foto: REUTERS/Stringer/File Photo]

Presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, menyambutnya kembali dan berjanji untuk memberinya sebuah apartemen untuk memastikan dia “hidup dengan bermartabat dan aman di tanah airnya”.

Sejak merebut kekuasaan, para pemimpin Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan syariah, atau hukum Islam. Namun di bawah pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak dapat bekerja dan anak perempuan dilarang bersekolah. Perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki ketika mereka meninggalkan rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ratusan Anak Perempuan di Afghanistan Ikut Ujian Masuk Sekolah yang Dikelola Turki di Kabul

Pertama Kali, NASA Buat Peta Bawah Tanah Mars