CakapCakap – Cakap People! Setidaknya 160 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang dilancarkan setelah serangan Hamas terhadap Israel yang menewaskan sedikitnya 40 orang, Sabtu siang, 7 Oktober 2023, demikian dilaporkan Al Jazeera.
Kelompok Hamas yang mengelola daerah kantong yang terkepung itu mengatakan, operasi besar-besaran yang mereka lakukan merupakan respons terhadap penodaan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan bahwa mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah satu-satunya jaminan bagi “keamanan, stabilitas dan perdamaian” di wilayah tersebut.
“Kami telah berulang kali memperingatkan konsekuensi dari kebuntuan cakrawala politik dan tidak memberikan hak sah kepada rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan negaranya.
“Kami juga telah memperingatkan konsekuensi dari provokasi dan serangan yang dilakukan setiap hari, terorisme yang terus berlanjut terhadap pemukim dan pasukan pendudukan, serta penggerebekan terhadap Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci Kristen dan Islam,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
“Yang menjamin keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan kami adalah mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Negara Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan garis tahun 1967, dan mengakui hak rakyat atas kemerdekaan dan kedaulatan.”
Sementara PM Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk membalas serangan Hamas.
“Musuh kita akan membayar harga yang belum pernah diketahui sebelumnya,” katanya. “Kami sedang berperang dan kami akan memenangkannya.”
Arab Saudi menyerukan “penghentian segera terhadap eskalasi antara kedua belah pihak, perlindungan warga sipil, dan pengendalian diri” di tengah serangan yang sedang berlangsung oleh kelompok teror Hamas.
Riyadh mengatakan pihaknya ‘berulang kali memperingatkan’ akan adanya situasi yang meledak-ledak dengan warga Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Kerajaan Arab Saudi mengingatkan kembali “peringatan berulang-ulang mengenai bahaya ledakan situasi, sebagai akibat dari pendudukan yang terus berlanjut, perampasan hak-hak sah rakyat Palestina, dan pengulangan provokasi sistematis terhadap kesuciannya. ”
Kementerian Luar Negeri Saudi lebih lanjut menyerukan komunitas internasional untuk memimpin “proses perdamaian yang kredibel” untuk mencapai solusi dua negara.
Kerajaan tersebut telah melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan normalisasi dengan Israel. Berdasarkan bocoran yang beredar baru-baru ini, para perunding Arab Saudi, meski bersikeras memberikan konsesi bagi Palestina, tidak melihat pembentukan negara Palestina sebagai prasyarat untuk mencapai kesepakatan.
ARABNEWS | ALJAZEERA | REUTERS | TEMPO