CakapCakap – Cakap People! Indonesia mengutuk keras dan mengecam aksi penyeraangan dan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Indonesia juga mengusulkan tiga cara plus satu langkah konkret untuk menangani masalah perang Hamas-Israel di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada Kamis 26 Oktober 2023 di New York, Amerika Serikat (AS).
Seperti apa isi pidato lengkap Menlu Retno Marsudi di Sidang PBB soal sikap Indonesia terhadap perang Hamas-Israel?
Berikut isi pidato yang disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi:
Bapak Presiden,
Saya berdiri di sini tidak hanya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, tetapi juga sebagai wanita, seorang ibu, dan seorang nenek.
Saya mohon, hentikan pembunuhan itu. Lindungi warga sipil. Biarkan bantuan kemanusiaan masuk.
Gunakan hatimu.
Gunakan hatimu untuk keadilan dan kemanusiaan.
Bapak Presiden,
Sudah tak terhitung banyaknya waktu kami berdiri di Aula ini, untuk meringankan penderitaan suadara-saudara kami di Palestina.
Kamis sudah berkali-kali meminta Majelis Umum untuk mengadakan sesi darurat tentang nasib rakyat Palestina.
Sudah tak terhitung banyaknya harapan kita yang pupus karena kepentingan politik yang sempit.
Dunia tampak terbagi dalam realitas yang berbeda. Seolah-olah ada penolakan untuk melihat bencana di Gaza.
Faktanya, penyerangan dan pembunuhan terus terjadi.
Namun, di tengah banyaknya korban, Dewan Keamanan gagal mengambil aksi nyata dan tindakan tegas.
Dua hari yang lalu, kami mengingatkan Dewan Keamanan mengenai kewajiban moral mereka menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah.
Bawa kembali kemanusiaan ke Dewan Keamanan, dan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama.
Bapak Presiden,
Kehadiran saya di sini hari ini adalah untuk membela keadilan dan kemanusiaan. Untuk membela keadilan dan kemanusiaan.
Indonesia sangat mengutuk kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, serangan terhadap rumah sakit, dan tempat ibadah di Gaza.
Pembunuhan tanpa pandang bulu, penculikan, dan hukuman kolektif terhadap warga sipil harus juga dikutuk, karena tidak manusiawi dan melanggar hukum internasional.
Sidang ini harus mengangkat situasi yang gagal dilakukan oleh Dewan Keamanan.
Majelis Umum harus membuktikan hal itu, jika kami sebagai rakyat PBB percaya pada martabat dan nilai kehidupan manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada tiga langkah konkrit yang perlu kita lakukan:
Pertama, hentikan agresi untuk mencegah lebih banyak korban sipil.
Majelis Umum harus menuntut penyelesaian yang segera, tahan lama, dan penuh gencatan senjata yang dihormati.
Kita harus bisa menghindari terulangnya kekejaman di masa depan.
Majelis Umum harus menyerukan akuntabilitas, termasuk pembentukan komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki situasi kemanusiaan yang mengerikan.
Kedua, menjamin akses kemanusiaan dan perlindungan warga sipil.
Saya menyerukan kepada Majelis Umum, bersama dengan badan-badan PBB terkait, untuk mengambil tindakan upaya memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Kita harus terus mendukung upaya Sekretaris Jenderal PBB dan negara-negara kunci yang mengizinkan bantuan kemanusiaan dilakukan.
Dengan kehancuran dan penderitaan manusia di Gaza, 10, 20, 100 truk penuh barang-barang kemanusiaan saja tidak cukup.
Oleh karena itu, Majelis Umum harus menyerukan tindakan segera, tidak terbatas, dan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan.
Untuk bagian kami, kami akan melipatgandakan kontribusi sukarela kami kepada UNRWA dan menyerukan hal ini komunitas internasional untuk mendukung UNRWA.
Indonesia juga berkomitmen mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Ketiga, menolak pemindahan paksa warga sipil di Gaza.
Kolega,
Masyarakat tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan keinginannya.
Seruan untuk mengevakuasi wilayah Gaza Utara akan menambah kehancuran pemboman terus menerus terhadap rumah-rumah, blokade listrik, gas, bahan bakar, air, dan hukuman kolektif selama bertahun-tahun.
Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Majelis Umum harus menyerukan penghentian perintah evakuasi ini.
Melindungi warga sipil dan menjamin keselamatan dan kesejahteraan mereka, khususnya anak-anak, dan memungkinkan pergerakan aman mereka.
Bapak Presiden,
Poin terakhir saya, tidak akan ada perdamaian sampai kita menyelesaikan akar permasalahan konflik.
Tidak akan ada perdamaian sampai kita menyelesaikan akar penyebab konflik.
Kami mengusulkan dimulainya kembali proses perdamaian untuk mewujudkan solusi dua negara adalah suatu keharusan.
Kita harus menghentikan upaya sistematis dari kekuatan pendudukan yang mungkin tidak ada yang tersisa untuk dinegosiasikan atau tidak ada lagi yang tersisa untuk dinegosiasikan.
Kita tidak boleh membiarkan orang-orang Palestina tidak punya pilihan lain selain menerima ketidakadilan selama sisa hidup mereka.
Adalah tugas kita untuk menghentikan ketidakadilan sekarang.
Cukup sudah.
Kesimpulannya, jika Anda peduli terhadap kemanusiaan, gunakan hati Anda untuk memilih resolusi.
Indonesia berdiri bersama rakyat Palestina.
Saya berterima kasih banyak, Tuan Presiden.