CakapCakap – Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka kerjasama baru dengan Kementerian Federal Jerman untuk mengejar pemerataan listrik di Indonesia. Apalagi tantangan terbesar bagi Indonesia untuk memberikan pemerataan pasokan listrik adalah wilayah kepulauannya. Apakah Cakap People masih tinggal di kawasan yang belum mendapatkan pasokan listrik 24 jam?
Kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Jerman akhirnya mengeluarkan sebuah kesepakatan program bernama Renewable Energy for Electrification Program (REEP). Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menyebutkan bahwa REEP adalah sistem monitoring yang digunakan untuk membuktikan kelayakan teknis dan ekonomis, penggunaan energi baru terbarukan yang akan diimplementasikan dalam jaringan listrik wilayah kepulauan.
Sebagai pilot project, Pulau Kaledupa dan Belitung telah dipilih oleh Kementerian ESDM untuk project ini. Mengapa kedua pulau ini yang dipilih? Kedua pulau ini memiliki beban puncak pemakaian listrik yang tidak terlalu besar, yaitu berkisar antara 10 Mega Watt (MW) hingga 100 MW.
Kelistrikan di Pulau Kaledupa akan menggunakan integrasi EBT, yaitu sumber energi berupa hybrid PV-diesel-baterai. Energi listrik yang masuk akan disalurkan ke jaringan kelistrikan, untuk menggantikan energi sebelumnya yang hanya dipasok dari tenaga diesel. Sementara itu untuk Pulau Belitung, akan diintegrasikan kelistrikan dengan sistem EBT berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bio gas (PLTBg). Opsi ini dimunculkan karena adanya kemungkinan pemanfaatan limbah kelapa sawit yang melimpah untuk memasok energi kelistrikan.
Saat ini, banyak pulau di Indonesia yang hanya menikmati pasokan listrik kurang dari 12 jam dalam sehari. Seiring dengan pembangunan negeri ini, kelistrikan juga terus digenjot agar semakin merata ke seluruh pelosok negeri. Dengan pasokan listrik yang baik dan merata, maka seluruh sendi kehidupan masyarakat akan juga tertopang dengan kuat. Maka elemen ekonomi, kebudayaan, pendidikan, pariwisata, dan lainnya juga akan terdongkrak.
Inovasi hasil kerjasama Indonesia dengan negara asing juga terus ditingkatkan. Guna mempercepat laju pertumbuhan dan kemajuan bangsa, belajar dan berkolaborasi dengan ahli dari luar bukan hal yang tabu. Sekarang, dengan memanfaatkan relasi Indonesia dengan negara lain yang baik, maka kemajuan dan percepatan pertumbuhan Indonesia yang sangat cepat bukanlah hal yang mustahil.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!