CakapCakap – Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh 4 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, Cakap People. Mereka berhasil mengolah limbah onggok hasil pengolahan tepung yang berasal dari pohon aren menjadi panel akustik yang bisa meredam suara.
Adapun riset dalam pemanfaatan limbah ini dilakukan oleh Ardhi Kamal Haq, Muhammad Dwiki Destian Susilo, Pamela Chanifah Zahro serta Said Ahmad. Ide untuk mengolah limbah onggok sendiri bermula saat muncul rasa prihatin akan persoalan limbah onggok yang dihasilkan oleh UMKM dari pengolahan tepung pohon aren yang sudah melebihi bahan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Limbah onggok sebanyak itu jika dibiarkan begitu saja akan mencemari lingkungan di sekitar industri UMKM,” ujar Ardhy seperti yang dilansir dari Tempo.
Salah satu lokasi yang mengalami kondisi di atas adalah yang terjadi di UMKM di Dusun Bendo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten di Jawa Tengah. Pada tiap industri yang ada disana bisa menghasilkan limbah onggok sampai dengan 600 hingga 700 kilogram.
Keberadaan limbah tersebut membuat Ardhy serta tim mulai melakukan riset dalam memanfaatkan limbah onggok untuk dijadikan sebagai panel akustik sejak bulan September tahun 2018 di bawah bimbingan dari Dr. Mitrayana.
Adapun panel akustik yang dikembangkan dibuat dari bahan utamanya yakni serat fiber limbah onggok. Untuk membuat panel akustik maka limbah onggok akan dikeringkan dulu di bawah sinar matahari. Selanjutnya, dilakukan proses pemisahan antara serat fiber dan juga serbuk onggoknya. Sedangkan untuk perekatnya digunakan tepung kanji.
Jika sudah, maka limbah dari serat onggok akan dicampur dengan perekat berupa tepung kanji yang dicetak serta dipres menggunakan tekanan 1.000 psi supaya adonan bisa lebih padat. Jika proses tersebut selesai dilakukan, maka pemanasan adalah tahapan yang selanjutnya. Bahan tersebut akan dipanaskan ke dalam oven selama kurang lebih 2 jam dengan suhu 100 derajat Celsius. Langkah akhirnya adalah dengan melakukan finishing yang dilakukan supaya memperoleh prototipe dengan dimensi 29,7 cm X 42 cm.
Wah, terobosan ini memberikan sebuah pengalaman baru dan pastinya bisa jadi solusi bukan, Cakap People? Daripada jadi limbah terbuang begitu saja, maka pemanfaatan ini bisa jadi alternatif terbaik yang mungkin ke depannya bisa makin berkembang.