in ,

Inilah Perjalanan Belanda Mengubah Diri Menjadi Surga Para Pesepeda

Belanda dikenal sangat ramah dengan para pesepeda. Bagaimana bisa?

CakapCakapCakap People! Jika di Indonesia masih sulit dijumpai jalur khusus bagi para pesepeda, tapi di negeri kincir angin Belanda, sejak lama dikenal sebagai surganya para pesepeda. Bahkan, ada fasilitas parkir khusus sepeda, lho. Menarik, bukan?

Mari kita lihat bagaimana perjalanan Belanda mengubah diri menjadi surganya para pesepeda ini.

Warga bersepeda di Kota Amsterdam.[Edwin van Eis/www.iamsterdam.com]

TEMPO melaporkan, ketika negara lain berlomba untuk memperbanyak mobil pada awal milenia ke-20, Belanda punya inisiatif untuk tetap mengakomodir pesepeda.

Bagi orang Belanda, bersepeda bukan sekadar pindah satu tempat ke tempat lain. Tetapi lebih kepada kecintaan mereka pada si roda dua. 

Belanda punya budaya hobi bersepeda? Mungkin, tetapi dalam sejarahnya, Belanda tidak semata-mata mengandalkan kebiasaan bersepeda. Pemerintah mereka juga aktif mendukung sarana bersepeda.

Menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat keamanan terbaik di dunia dalam hal bersepeda, Amsterdam dikenal sebagai surga bagi pengendara sepeda. 

Kondisi ini sangat kontras dengan AS yang memiliki resiko 20 kali lebih tinggi untuk terluka ketika mengendarai sepeda.

Video “How Amsterdam Became a Bicycle Paradise” dari Bloomberg pada 25 Oktober 2018, menjelaskan secara komprehensif bagaimana Belanda menyulap diri menjadi negara ramah pesepeda.

Awalnya ahli transportasi dan tata kota Belanda ingin membuat Belanda sebagai negara futuristik dengan kendaraan bermotor melaju di jalan-jalan lain. Namun cetak biru ditanggalkan karena melihat jalanan sempit Belanda dan penolakan dari warga.

Setengah dari populasi pekerja di ibu kota Belanda setiap harinya bepergian dengan sepeda di lebih dari 500 km jalur khusus yang menyebabkan jumlah sepeda lebih banyak dari manusia.

Banyaknya jumlah ini membuat perancang transportasi Belanda berusaha keras menciptakan sistem yang ramah bagi pengendara di mana batas kecepatan di setiap ruang tamu di Belanda dibatasi maksimum 30 kilometer per jam.

Meningkatnya jumlah sepeda di Belanda saat ini bertolak belakang dengan kondisi setelah Perang Dunia II di mana Belanda memiliki situasi yang sama dengan AS karena didominasi oleh mobil.

Desain bundaran jalan raya di Belanda di mana lalu lintas sepeda dan mobil dipisahkan. Kendaraan bermotor menggunakan jalur paling tengah dan sepeda menggunakan jalur luar berwarna merah. Garis panah putih memberi petunjuk arah bagi pengemudi mobil untuk memisahkan jalur sepeda saat mereka memasuki bundaran. [Alice Grossman/ce.gatech.edu]

Menurut The New Yorker, yang dikutip pada 7 November 2019, antara tahun 1950 dan 1970 jumlah mobil di Belanda meledak dari sekitar 100 ribu menjadi hampir 2,5 juta. Dalam periode yang sama, penggunaan sepeda menurun di Amsterdam. Persentase perjalanan yang ditempuh dengan sepeda turun dari 80 persen menjadi 20 persen.

Pada 1971, tercatat sebanyak 3.300 orang termasuk lebih dari 400 anak tewas dalam kecelakaan lalu lintas.

Kelompok Stop de Kindermood yang berarti Hentikan Pembunuhan Terhadap Anak-anak, melakukan protes besar-besaran mengumpulkan 60 pengendara sepeda untuk berkumpul di pusat kota Amsterdam pada jam sibuk dan mengayuh sepelan mungkin yang menyebabkan para pengemudi mobil frustasi.

Pemerintah memperhatikan aksi protes ini dan pada 1978 memperkenalkan rencana sirkulasi lalu lintas yang membuat pengemudi mobil kurang tertarik terhadap Amsterdam. Kebijakan pemerintah seperti menyerukan penutupan jalan-jalan tertentu untuk lalu lintas, pengurangan ruang parkir mobil dan pemberian prioritas kepada pengendara sepeda dan pejalan kaki, serta harga BBM yang mahal.

Ya! Belanda memang bersepeda dan kontur daratan mereka yang cenderung datar memungkinkan sepeda lancar meluncur. Tapi ini bukan berarti mereka mesti berpindah dari kota ke kota lain dengan sepeda.

Vlogger Levi Hildebrand dalam videonya “Why Does Amsterdam Have So Many Bikes?” menceritakan bagaimana pengalamannya bersepeda di Belanda. 

Levi menceritakan bagaimana mudahnya transportasi umum untuk berpindah kota, bahkan jika ingin menggunakan kereta komuter. Transportasi umum Belanda saling berintegrasi satu sama lain.

NS atau Nederlandse Spoorwegen, layanan kereta negara, telah menyediakan layanan penyewaan sepeda “OV Viets” dari stasiun dengan tiket kereta mereka. Ini berarti penumpang bisa melanjutkan bersepeda dari stasiun tujuan mereka ke lokasi lain.

Menurut situs ns.nl, OV-fiets bisa digunakan ketika kereta kita tiba di stasiun. Ada hampir 300 lokasi sewa di Belanda, di sebagian besar stasiun, di halte bus atau metro, dan di fasilitas parkir dan taman.

Tempat parkir bertingkat sepeda di stasiun transit Amsterdam. [Sustainable Transportation Abroad class/ce.gatech.edu]

Secara singkat, pemerintah Belanda telah menyulitkan pengendara mobil dan mendukung pesepeda. Bahkan saking aman dan nyamannya bersepeda di Belanda, jarang pesepeda yang mengenakan helm ketika melintas di jalan raya. 

Menurut cyclehelmets.org, jarang pengendara sepeda Belanda mengenakan helm. Diperkirakan hanya sekitar 0,5 persen pengendara sepeda di Belanda yang memakai helm.

Amsterdam mulai merangkul konsep yang kini sukses mengurangi korban lalu lintas. Zona khusus dirancang untuk memperlambat pengemudi mobil. Tanpa adanya trotoar, pengemudi dapat berbagi jalan dengan pengendara sepeda dan pejalan kaki dengan kecepatan yang telah ditentukan.

Konsep ini berdampak pada jumlah pengguna sepeda sebanyak seperempat dari siklus populasi Belanda setiap harinya, dengan 75 persen anak-anak menaiki sepeda menuju sekolah.

TEMPO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ternyata Ini loh Rahasia Awet Muda Ala Yuni Shara, Wajib Coba!

Rekomendasi Masker Bengkoang di Bawah Rp 30 Ribuan, Cocok untuk Cerahkan Wajah!