in ,

Inilah Jutaan Ton Sampah di Pulau Kecil dan Terpencil di Samudera Hindia

CakapCakap – Sampah yang tidak dapat diuraikan sudah menjadi masalah di banyak tempat, tidak terkecuali di Indonesia. Memang, penggunaan plastik tidak dapat dihindarkan dari kehidupan manusia. Cakap People pasti bisa menyadari, dari bangun tidur hingga tidur tidak dapat lepas dari penggunaan plastik. Menanggapi keprihatinan ini, banyak komunitas yang bergerak untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan plastik, dan menggantinya dengan bahan yang lebih mudah terurai serta tidak merusak lingkungan.

Fakta tentang limbah plastik yang menumpuk tidak hanya datang dari Indonesia, tapi juga di salah satu pulau kecil dan terpencil di tengah Samudera Hindia. Pasalnya di kawasann ini, ada jutaan sampah plastik yang terkumpul jadi satu. Inilah Kepulauan Cocos atau Keeling, sebuah kepulauan yang hanya dihuni sekitar 600 orang saja, harus menanggung jutaan ton sampah plastik dan tidak terurai yang datang dari banyak penjuru laut. Bahkan ilmuwan sempat melakukan penghitungan sampah disana, dan ditemukna ada sekitar 977.000 sampah sepatu, dan 373.000 sampah sikat gigi. Dari mana sampah itu datang? Pasti tidak mungkin kalau sampah itu datang dari penduduk pulau itu sendiri.

Sampah Plastik di Perairan
https://asset-a.grid.id//crop/0x0:0x0/700×465/photo/bobofoto/original/6428_sampah-plastik.jpg

Tempat ini adalah tempat yang paling terpencil di Bumi, terletak di tengah Samudera Hindia, dan berada dibawah kepemilikan Australia. The Guardian, pada Jumat 17 Mei 2019 kemarin, merilis hasil perhitungan ilmuwan, yang mencatat ada 414 juta puing sampah plastik, dengan total berat 238 ton, yang terdampar di pulau tersebut. Temuan ini menyoroti kecenderungan manusia yang semakin giat memproduksi dan sekaligus membuang produk sekali pakai, salah satunya adalah yang berbahan dari plastik. Peningkatan ini yang akhirnya mencemari lautan dunia.

Jennifer Lavers, seorang penulis dari Institut Studi Kelautan dan Antartika University of Tasmania, mengatakan bahwa pulau-pulau terpencil di dunia dengan populasi penduduk yang tidak begitu banyak, adalah indikator yang efektif untuk mengkalkulasi sampah plastik yang benar-benar mengapung di lautan. ‘Bahkan mirisnya, jumlah puing sampah yang terkubur di bawah pantai mencapai 10 sentimeter, yakni mencapai 26 kali lebih besar dari yang terlihat atau mengapung.

Sampah Plastik di Kepulauan Cocos Keeling Australia
https://statik.tempo.co/data/2019/05/18/id_842674/842674_720.jpg

Kepulauan Cocos (Keeling) di Australia disebut sebagai surga murni terakhir di Australia. Tapi sekarang, puing sampah plastik yang menggunung di kawasan ini membuat sektor pariwisata semakin turun kualitasnya. Di Indonesia, kita harus belajar untuk terus mencintai lingkungan. Kita sudah dianugerahi banyak sekali tempat wisata alam yang indah dan menakjubkan. Selain itu, obyek wisata alam di Indonesia juga sudah terkenal hingga ke seluruh dunia. Dengan demikian, siapa yang akan menjaga indahnya obyek wisata alam Indonesia kalau bukan kita?

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wow! Sedotan Bambu asal Indonesia Diminati Masyarakat Dunia

Tak Hanya Minum Air Putih, Begini Cara Menjaga Kesehatan Ginjal yang Dianjurkan!