in ,

Inilah Fang Fang, Wanita yang Dianggap Pengkhianat Lantaran Menulis Buku Harian Tentang Wuhan Saat Pandemi

Fang Fang pun mendapatkan banyak pesan ancaman pembunuhan terhadap dirinya

CakapCakap – Cakap People, beberapa waktu lalu seorang wanita asal China bernama Fang Fang sempat menjadi sasaran kemarahan oleh netizen setempat. Ia pun dituding tidak nasionalis terhadap negaranya.

Hal tersebut terjadi saat Wuhan memberlakukan lockdown beberapa bulan yang lalu. Lantas seperti apa kisahnya? Ikuti ulasannya berikut ini.

Menyuarakan Argumen Melalui Media Sosial

Fang fang menulis diar daring tentang lockdown Wuhan kala itu. Gambar via ft.com

Di akhir Januari 2020 lalu, saat Wuhan jadi tempat pertama di dunia yang melakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdwon, sebanyak 11 juta penduduk di kota tersebut memperoleh bacaan berupa buku harian online karya Fang Fang.

“Ketika menghadapi bencana, penting untuk menyuarakan opini Anda dan memberikan nasihat Anda,” ucap Fang Fang dikutip BBC dari BBC Chinese melalui wawancara email.

Buku harian yang ditulis Fang Fang menggambarkan setitik keadaan saat virus corona mewabah untuk kali pertamanya. Wanita berusia 65 tahun itu setiap hari mengunggah tulisannya ke Weibo (aplikasi mirip Twitter di China).

Ia menulis kisah tentang kesehariannya bersama anjing peliharaan miliknya selama lockdown beserta hal-hal yang digambarkannya sebagai sebuah sisi kelam aksi pemerintah. Mulanya tulisan itu diterima dengan baik.

Tetapi lambat laun tulisan tersebut menuai kritik dari beberapa kalangan yang menilai Fang Fang tak nasionalis. Kendati demikian, Fang Fang tak menyesal lantaran sudah bersuara walau mendapatkan kecaman.

Karyanya Dianggap Inspirasi

Buku harian itu bahkan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Gambar via shopee.co.id

Wanita bernama asli Wang Fang itu mengaku jika tulisan buku hariannya termasuk salah satu bagian dari proses yang membantunya guna menyalurkan aspirasi serta dijadikan bahan renungan selama lockdown diberlakukan.

Dalam tulisannya itu, Fang Fang memberikan gambaran seperti apa rasanya diisolasi dari dunia luar, kesedihan, hingga perasaan sakit ketika menyaksikan kehidupan yang hilang. Ia pun mengekspresikan kemarahan melalui tulisan pada pejabat lokal yang dianggap tak becus dalam menangani krisis.

Awalnya buku harian daring milik Fang Fang mendapatkan pujian. Bahkan media pemerintah China News Service menyebut unggahannya menginspirasi ‘dengan narasi hidup, gaya blak-blakan, dan emosi sungguhan.

Perubahan Reaksi

Panen kritik pasca sebelumnya dipuji. Gambar via detik.com

Pujian yang diperoleh Fang berubah menjadi cacian pasca dunia internasional mulai menyorotinya. Ia pun kian menuai kecaman dan kritik saat terdengar kabar bahwa buku harian daring miliknya bakal diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk diterbitkan oleh perusahaan penerbit HarperCollins asal Amerika Serikat.

“Karena 60 unggahan buku harian yang saya tulis selama pandemi…Saya dipandang sebagai musuh oleh aparat,” ucapnya.

Menurutnya, media-media China juga diperintahkan guna tak menerbitkan artikel tentang tulisan tersebut. Termasuk mencetak ulang, atau karya baru juga ditahan oleh para perusahaan penerbit China.

“Mungkin karena saya mengutarakan simpati lebih banyak kepada orang awam ketimbang menyanjung pemerintah. Saya tidak menyanjung atau memuji pemerintah, karena itu saya bersalah,” tambahnya.

Fang juga mengaku mendapatkan puluhan ribu pesan yang isinya cacian, termasuk pula ancaman pembunuhan. Di laman media sosial, ia juga dianggap sebagai pengkhianat yang dituduh melakukan konspirasi dengan Barat demi menyerang pemerintah China. Ada pula yang mengira jika ia dibayar badan Intelijen AS , CIA untuk menulis buku harian tersebut.

Tetapi di luar itu, Fang menyatakan jika keputusan pemerintah China menerapkan kebijakan lockdown selama 76 hari di Wuhan sangat tepat Cakap People. Mengingat seperti apa penyebaran virus corona menjangkau hingga penjuru dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tiongkok Ungkap Obat Tradisional Rahasia yang Manjur Bagi Pasien Covid-19

Mengatakan ‘Perempuan Terlalu Banyak Bicara’, Presiden Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori Bakal Mengundurkan Diri