in ,

Inilah Faktor Risiko Demam Keong yang Perlu Diketahui

Sejak awal Februari 2023, diketahui adanya peningkatan kasus demam keong cukup signifikan di Kabupaten Poso dan Sigi.

CakapCakapCakap People! Kementerian Kesehatan RI mencatat, demam keong penyakit endemik di 28 desa di Poso dan Sigi. Mengutip publikasi Kemenkes Minta Masyarakat untuk Waspadai Sejumlah Penyakit Tropis Ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2018, ditargetkan agar demam keong atau schistosomiasis bisa dieliminasi dari 28 desa tersebut pada 2024.

Sejak awal Februari 2023, diketahui adanya peningkatan kasus demam keong cukup signifikan di Kabupaten Poso dan Sigi. Sejak tahun 2022 peningkatan kasus dari 0,22 persen menjadi 1,4 persen, dikutip dari Antara.

Inilah Faktor Risiko Demam Keong yang Perlu Diketahui
Ilustrasi

Demam keong atau schistosomiasis penyakit tersebab parasit yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem vena. Parasit menghasilkan telur dan akhirnya timbul gejala demam, rasa tidak nyaman di perut. Kondisi yang serius ada bercak darah di feses.

Mengutip Medicine Net, dokter dan ahli parasitologi. Theodore Bilharz mengidentifikasi parasit Schistosoma haematobium di Mesir pada 1851. Schistosomiasis penyakit tropis kedua yang paling banyak ditemukan di dunia, setelah malaria. Penyakit ini ditemukan terutama di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Karibia. Demam keong salah satu dari banyak penyakit tropis yang ditularkan melalui air atau tanah.

Gejala demam keong

Beberapa pasien berkemungkinan mengalami iritasi kulit ringan ketika larva parasit masuk ke dalam kulit. Biasanya tidak menunjukkan gejala sampai telur berkembang. Setelah itu akan timbul gejala demam, menggigil, batuk, dan nyeri otot. Terasa saat satu bulan hingga dua bulan setelah infeksi.

Kebanyakan orang tidak mengalami gejala pada fase awal infeksi ini. Beberapa pasien mengalami demam keong akut selama satu bulan dan gejalanya demam, sakit perut bagian hati, diare berdarah, ada darah dalam feses atau urine, batuk, sakit kepala, nyeri, sesak napas, jantung berdebar, kelumpuhan.

Ilustrasi

Mengutip Medical News Today cacing membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk menjadi dewasa. Jika dilakukan pemeriksaan darah, sampel bisa saja menunjukkan hasil yang jelas sampai setidaknya 6 pekan setelah terpapar.

Jika ada gejala di usus, orang tersebut mungkin memerlukan biopsi rektum, meskipun tes urine dan darah negatif. Kemungkinan lain menjalani biopsi kandung kemih. Sebaiknya orang tersebut melakukan pemeriksaan 3 bulan setelah pulang ke rumah, meskipun tidak ada gejala.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Demam Keong di Sulawesi Tengah Meningkat, Apa Penyebabnya?

Demam Keong di Sulawesi Tengah Meningkat, Apa Penyebabnya?

Demam Bisa Jadi Tanda Utama Menyebarnya Kanker, Waspadalah

Demam Bisa Jadi Tanda Utama Menyebarnya Kanker, Waspadalah