CakapCakap – Cakap People! Saat melihat resep obat atau catatan medis, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dokter memiliki tulisan tangan yang buruk? Tulisan seorang dokter tidak hanya buruk tetapi biasanya sulit dipahami meskipun sudah dibaca berulang kali.
Dalam kebanyakan kasus, tulisan tangan para dokter memburuk seiring waktu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Dilansir dari Times of India, Rabu, 4 Desember 2019, inilah beberapa alasannya;
Mereka harus banyak menulis resep obat
Apakah kamu berpikir bahwa dokter hanya menulis resep untukmu saja? Ya itu tidak benar. Dokter harus menulis lebih banyak dari orang dengan bidang pekerjaan lain sepanjang hidup mereka. Seperti jika kamu perhatikan, dokter akan menuliskan setiap detail kecil yang diberitahukan kepadamu sebagai bukti riwayat kesehatan kamu.
Hari yang panjang dan melelahkan
Bayangkan merawat 20 dan kadang-kadang bahkan 50 pasien sehari. Mendengarkan keluhan penyakit mereka, mencatat semuanya dan memberi resep obat yang tepat untuk semua orang. Selain itu, dokter juga harus menangani kasus darurat lainnya. Jadi, hari-hari yang panjang dengan membuat banyak tulisan tangan untuk resep obat dan rekam medis membuat tangan mereka sangat lelah.
Tulisan tangan menjadi lebih buruk pada penghujung hari karena otot-otot tangan itu terlalu banyak bekerja. Sama halnya ketika kamu mulai menulis ujian dengan tulisan tangan yang paling indah dan pada saat kamu mencapai halaman terakhir, tulisan tangan kamu mulai sulit dibaca karena tangan kamu lelah.
Dokter terburu-buru
Jika dokter punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama setiap pasien, mereka mungkin akan menulis dengan pelan dan ingin memberi tangan mereka istirahat. Tetapi kenyataannya adalah, sebagian besar dokter bergegas dari satu pasien ke pasien lain karena ada begitu banyak pasien yang harus ditanganinya. Dengan waktu yang begitu singkat, dokter hanya peduli dengan mencatat semua informasi, daripada harus menyempurnakan tulisan mereka.
Jargon yang harus disalahkan
Jargon dokter itu sendiri cenderung pada tulisan tangan yang buruk. Misalnya, bayangkan ketika dokter harus menulis “epididimitis” tanpa memeriksa ejaan komputer. Ini baru satu contoh, padahal ada banyak istilah teknis dan tidak mungkin untuk mengingat semua ejaan.
Dan kadang-kadang ada istilah yang sangat mudah dipahami bagi para ahli medis tetapi mungkin membuat kamu bingung. Anehnya lagi, dalam kebanyakan kasus, para apoteker mengerti dan memahami apa yang telah dituliskan oleh dokter pada resep obat tersebut.
Minta resep elektronik
Tetapi kadang-kadang kesalahan kecil pada tulisan bisa mengubah arti seperti misalnya; mg dan mcg. Untuk mengurangi kesalahan tersebut, dokter kini memberikan resep atau catatan secara elektronik. Di beberapa tempat, adalah ilegal jika dokter memberikan resep tertulis kepada pasien.
Cakap People! Kamu mungkin akan terkejut mengetahui bahwa sesuai data tahun 2006, ada 7000 kematian per tahun karena resep yang salah. Belum diketahui apakah jumlahnya telah berkurang dari waktu ke waktu. Jadi, berhati-hatilah dan tanyakan resep obat secara detail kepada dokter untuk mencegah kekeliruan.
*Sumber foto: Times of India