CakapCakap – Cakap People! Gula merupakan salah satu komponen utama dalam pola makan sehari-hari. Meskipun gula diperlukan sebagai sumber energi bagi tubuh, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan yang serius.
Dikutip dari WebMD, sumber utama gula tambahan adalah minuman manis, permen, makanan yang dipanggang, dan produk susu manis. Beberapa makanan gurih, seperti roti, saus tomat, dan protein batangan juga dapat mengandung gula tambahan.
Gula tambahan sulit diidentifikasi pada label nutrisi karena biasanya disebut dengan berbagai nama, seperti sirup jagung, nektar agave, gula palem, sari tebu, atau sukrosa. Namun nama ini tetaplah gula, dan mengonsumsi gula berlebihan dapat berdampak negatif pada tubuh.
Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa hal yang akan terjadi saat tubuh mengonsumsi banyak gula:
1. Kerusakan gigi
Gula memberi makan bakteri yang hidup di mulut. Ketika bakteri mencerna gula, mereka menghasilkan asam sebagai produk limbah. Asam ini dapat mengikis enamel gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang.
2. Jerawat
Sebuah penelitian pada 2018 terhadap mahasiswa di Tiongkok menunjukkan bahwa mereka yang minum minuman manis tujuh kali seminggu atau lebih lebih mengalami jerawat sedang atau parah.
Selain itu, sebuah studi pada 2019 menunjukkan bahwa menurunkan konsumsi gula dapat menurunkan faktor pertumbuhan seperti insulin, androgen, dan sebum, yang semuanya dapat menyebabkan jerawat.
3. Pertambahan berat badan dan obesitas
Gula dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol berat badan seseorang. Hormon leptin memberi tahu otak bahwa seseorang sudah cukup makan. Namun, menurut penelitian pada hewan, pola makan tinggi gula dapat menyebabkan resistensi leptin. Artinya, seiring berjalannya waktu, pola makan tinggi gula menghalangi otak untuk mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan.
4. Diabetes dan resistensi insulin
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar gula yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 seiring berjalannya waktu. Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK) menambahkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin, juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
5. Penyakit kardiovaskular
Sebuah studi prospektif besar pada 2014 menemukan bahwa orang yang mendapatkan 17-21 persen kalori harian dari tambahan gula memiliki risiko 38 persen lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular (CVD) dibandingkan mereka yang mengonsumsi 8 persen gula tambahan.
6. Tekanan darah tinggi
Dalam sebuah studi 2011, peneliti menemukan hubungan antara minuman manis dan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tinjauan di penelitian farmakologi menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko CVD. Ini mungkin berarti bahwa gula memperburuk kedua kondisi tersebut.
7. Kanker
Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan obesitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker.
Tinjauan studi di Annual Review of Nutrition menemukan peningkatan risiko kanker sebesar 23-200 persen dengan konsumsi minuman manis. Studi lain menemukan 59 persen peningkatan risiko beberapa jenis kanker pada orang yang mengonsumsi minuman manis dan membawa beban di sekitar perut mereka.
8. Kulit yang menua
Kelebihan gula dalam makanan menyebabkan pembentukan produk akhir glikasi lanjut (AGEs), yang berperan dalam diabetes. Namun, hal ini juga mempengaruhi pembentukan kolagen di kulit. Menurut Skin Therapy Letter, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa tingginya jumlah AGEs dapat menyebabkan penuaan dini.