CakapCakap – Cakap People! Ada beberapa kalimat toksik yang sering diucapkan oleh orang yang cerdas. Apa yang kamu pikirkan saat mendengar istilah kecerdasan emosional? Faktanya, kebanyakan orang menggambarkannya sebagai sikap yang easy-going dan penuh empati. Padahal, emotional quotient (EQ) memiliki arti lebih dari sekadar “bersikap baik”.
Dilansir dari Inc, kecerdasan emosional adalah kemampuan mengelola dan memanfaatkan emosi, baik yang timbul dari diri sendiri maupun orang lain, demi mencapai tujuan tertentu. Walaupun cenderung menghindari kalimat negatif, namun orang cerdas juga tak ragu melontarkan kata-kata toksik, jika dianggap bisa membantu mencapai target.
Tentu saja, mereka tak mengucapkan sembarang kata kasar untuk menyakiti hati orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat toksik yang sering digunakan orang cerdas untuk menyampaikan maksudnya.
1. “Bisa Nggak Kamu/Anda…?“
Ungkapan macam ini biasanya digunakan untuk menyampaikan perintah secara halus. Orang cerdas umumnya takkan menggunakan kalimat ini pada kolega atau pihak yang ingin dia jaga hubungan baiknya. Misalnya, “Bisa enggak kamu olahraga sedikit?”, “Bisa enggak kamu mengerjakan lebih cepat?”, dan semacamnya mengandung tekanan yang mungkin bisa menyinggung perasaan.
Meski demikian, Bill Murphy, founder Understandably sekaligus editor kontributor Inc, mengungkapkan bahwa kalimat ini juga menjadi “senjata” retoris untuk mengurangi nada khawatir dan keraguan. Orang-orang cerdas mungkin menggunakannya saat berusaha melakukan penjualan, meyakinkan klien, atau mendapatkan keuntungan yang peluangnya belum bisa diprediksi. Misalnya:
“Saya mengaku salah karena melewatkan tenggat waktu, namun sebagai langganan tetap, apa tidak bisa Anda membuat pengecualian?”
“Kami memahami bahwa budget Anda sangat ketat di kuartal pertama, tapi bisakah Anda menjadwalkan pembelian produk kami pada kuartal kedua?”
Selain itu, ada banyak penerapan yang mungkin diungkapkan orang cerdas untuk membantu pencapaian target. Kalimat mereka tidak selalu berhasil, namun dalam banyak kasus, kalimat macam ini bisa meyakinkan orang lain untuk berpikir ulang dan mencari win-win solution.
2. “Oh, Aku Jadi Ingat…”
Penggunaan kalimat ini akan membuat topik pembicaraan beralih secara mendadak. Salah satu efeknya adalah mematikan empati dan membuat orang yang kamu ajak bicara dipaksa mendengar sudut pandang kamu. Karenanya, orang dengan kecerdasan emosi tinggi akan menghindari mengucapkan frase ini ketika sedang memberikan dukungan dan motivasi pada orang lain.
Namun dalam situasi lain, orang-orang cerdas justru menggunakannya untuk mencegah percakapan yang tidak dia inginkan. Misalnya saat bertemu dengan orang yang terbiasa melontarkan kata-kata tidak menyenangkan atau selalu bicara panjang lebar tentang topik yang tidak kamu sukai, kamu bisa mengucapkan:
“Oh, aku jadi ingat… (kemudian beberkan sendiri ceritamu atau cukup dengan menyebutkan aktivitas yang akan kamu lakukan, lalu pergi).”
3. “Bagaimana Semuanya, Baik?”
Sekilas, kalimat di atas memang terlihat seperti pertanyaan, padahal bukan sama sekali. Orang yang mengucapkannya terkesan tidak membutuhkan jawaban panjang, dan hanya ingin mendengar bahwa semua dalam kondisi baik. Ungkapan ini tidak cocok untuk orang yang butuh bantuan, namun orang cerdas kerap memanfaatkannya untuk meminimalisir masalah. Coba pelajari kalimat berikut ini:
“Kami sudah mengirimkan invoice ke email Anda. Bagaimana pelayanan kami, apakah memuaskan?”
Kalimat di atas pastinya sering kita dengar. Tanpa disadari, penggunaannya akan memberikan efek “mengakhiri percakapan”, sehingga lawan bicara secara psikologis akan mengucapkan persetujuan dan kalimat untuk menghindari konflik.
Kesimpulan
Memiliki kecerdasan emosional tinggi berarti paham bagaimana memilih kata-kata, tergantung dengan situasi yang dihadapi. Tidak selalu menggunakan kata bijak dan baik, kadang mereka juga menggunakan kalimat toksik secara sengaja untuk menyampaikan maksudnya. Selain dari tiga contoh di atas, mungkin masih ada miliaran kalimat bernada negatif yang mungkin digunakan orang cerdas sesuai tujuannya.