Sebanyak 80 guru agama dari 24 kabupaten dan kota di Sulsel megikuti pembelajaran dan penilaian kurikulum PAI tahun 2018. Acara diadakan di Hotel Grand Celino, Jl Lanto Dg Pasewang, kota Makassar.
Tak kurang dari 80 orang guru agama Islam yang berasal dari 24 kota serta kabupaten di kota Sulawesi Selatan berkumpul di Hotel Grand Celino, Jl Lanto Dg Pasewang, kota Makassar. Para guru pendidikan agama Islam ini melakukan acara yang menjadi bagian dari agenda tahunan rutin Kementrian Agama Sulawesi Selatan. Mereka mengevaluasi sekaligus mempertahankan kembali metode pembelajaran Kurikulum 2013 atau K13.
Acara yang digelar oleh Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag Sulsel juga menjadi ajang pembelajaran sekaligus penilaian kurikulum PAI tahun 2018. Diikuti oleh nyari semua guru Pendidikan Agama Islam, acara tersebut digelar mulai 5 hingga 7 April esok.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Bidang PAI Kemenag Sulsel Dr HM Rasbi membenarkan bahwa acara ini bukan pertama kali digelar. Malah sebaliknya, sudah menjadi agenda rutin setiap tahun dari Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag Sulsel. Tujuan digelar acara salah satunya melakukan evaluasi untuk mempertahankan K13 tersebut.
Metode pembelajaran kurikulum K13 merupakan pengajaran pendidikan agama yang materi pembelajarannya disampaikan secara humanis. Melalui metode ini, guru pendidikan Agama Islam tak hanya memberikan pelajaran agama berdasarkan teori saja. Namun juga melalui keterampilan yang diberikan. Seperti misalnya mengajari anak didik untuk tata cara salat, membaca doa, hingga hafalan surat. Praktik salat yang baik dan benar ini pun masuk ke dalam kurikulum K13 ini.
“Jadi kegiatan ini untuk mengingatkan lagi memori para guru, agar kualitas cara pembelajaran k13 masih konsisten di sekolah,” kata Kabid, Rasbi.
“Metode ini harus lebih tajam di sekolah SMP, pasalnya pembentukan karakter seorang anak itu akan diawali ditahap mereka duduk di bangku SMP,” ungkap Mantan Kandep Bulukumba tersebut. Acara yang digelar selama 2 hari berturut-turut ini pun bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya untuk pelajaran agama Islam dalam tingkatan sekolah menengah pertama.
Disisi lain, Kasi PAI SMP Ahmad Husain mengungkap bahwa pelatihan ini memberikan 3 aspek, yaitu sikap,pengetahuandan,dan ketrampilan.
“Kegiatan ini untuk mengasa potensi guru PAI menuju guru yang profesional , dimana nilai kompetensi dan profesional yang diharapakan juga adalah bagaimana guru bisa lebih terampil dengan penerapan model pembelajran yang lebih baik dan benar,” katanya.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Tidak Melulu tentang Agama Madrasah Bisa Juara Olimpiade Sains Internasional | Cakap Cakap