in ,

Ini Tanda-Tanda Nyeri Haid yang Normal hingga Berbahaya

Nyeri haid biasanya dikeluhkan perempuan saat periode menstruasi

CakapCakapCakap People! Seperti apa tanda atau ciri nyeri haid yang normal hingga berbahaya? Seperti diketahui, nyeri haid biasanya dikeluhkan perempuan saat periode menstruasi. Biasanya nyeri haid ditandai dengan rasa kram di perut bagian bawah dan pegal-pegal pada punggung.

Rasa sakit yang dialami ini disebabkan adanya kontraksi pada rahim yang terjadi sebelum atau selama menstruasi. Dilansir dari Healthline, kontraksi yang terjadi ini dipicu oleh prostaglandin, zat mirip hormon. Tingkat prostaglandin yang lebih tinggi mempengaruhi kram menstruasi yang lebih sakit.

Sebetulnya, nyeri haid selama masa menstruasi adalah suatu hal yang wajar dialami perempuan. Namun yang membedakannya ketika nyeri haid yang dialami apakah normal atau berbahaya.

 Ini Tanda-Tanda Nyeri Haid yang Normal hingga Berbahaya
Ilustrasi

Ciri atau Tanda Nyeri Haid yang Normal dan Berbahaya

Melansir dari detikHealth, dr Noviyanti SpOG dari RS Mayapada Tangerang mengatakan bahwa nyeri haid yang normal hanya terasa pegal-pegal dan kram di bagian perut bawah akan tetapi nyeri haid tersebut tidak mengganggu aktivitas seperti biasa. Sebaliknya, bilamana nyeri haid membuat penderita tidak bisa beraktivitas sampai harus diberikan infus maka langkah baiknya harus periksa ke dokter.

Setiap penyakit tentu ada sebab akibat yang melatarbelakanginya. Begitu pun dengan penyakit nyeri haid ini. Penyebab nyeri haid terbagi ke dalam dua jenis, yakni dismenore primer dan dismenore sekunder.

Ketidakseimbangan hormon steroid seks menjadi penyebab terjadinya nyeri haid jenis dismenore primer. Umumnya, nyeri haid terasa ringan maupun berat di bagian perut bawah, bokong, dan paha.

Gangguan lainnya gejala dari jenis ini ditandai seperti mual, muntah dan sulit buang air besar. Nyeri haid yang tergolong berat biasanya sampai hilang kesadaran atau pingsan.

Berbeda dengan dismenore primer, nyeri haid jenis dismenore sekunder ini rasanya lebih menyakitkan. Melansir dari CNN Indonesia, faktor utama terjadinya dismenore sekunder antara lain disebabkan oleh gangguan penyakit di bagian pelvis seperti kista, mioma, endometriosis, dan adenomiosis.

Kram nyeri haid yang normal sebetulnya bisa diatasi dengan mengonsumsi obat ibuprofen. Namun sebaliknya, bila kram nyeri haid yang tidak normal biasanya sulit untuk diobati sehingga kamu perlu konsultasi dengan dokter.

Langkah Pencegahan

Mengutip dari Healthline, kamu bisa melakukan beberapa kegiatan berikut sebagai upaya pencegahan nyeri haid.

Olahraga Teratur

Setidaknya berolahraga selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dapat mengurangi rasa kram nyeri haid. Pilihan olahraga yang bisa kamu lakukan antara lain aerobik atau sekadar jogging.

Gunakan Bantal Pemanas

Panas yang dihasilkan dari bantal pemanas sama efektifnya dengan meminum ibuprofen. Beauties bisa meletakkan bantal pemanas di bagian perut bawah untuk mengurangi rasa nyeri.

Kelola Stres

Faktanya, stres akibat kehidupan atau pekerjaan dapat mempengaruhi nyeri haid. Stres bisa kamu kelola dengan melakukan kegiatan yang kamu sukai, latihan pernapasan, dan yoga.

Berendam di Air Panas

Berendam di air panas mampu menenangkan bagian perut bawah yang terasa nyeri. Selain itu, kegiatan ini juga bisa sekaligus menghilangkan stres dan membuat tubuh lebih rileks.

Konsumsi Suplemen

Keparahan nyeri haid yang dialami bisa diatasi dengan konsumsi suplemen. Mulai dari suplemen asam lemak omega-3, magnesium, vitamin B-1, dan vitamin B-6. Supaya lebih efektif, Beauties bisa mengonsumsi suplemen tersebut sehari sebelum kamu biasanya mengalami kram haid.

SUMBER ARTIKEL

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Loading…

0

Comments

0 comments

Inilah 8 Drakor Terbaru Bulan Juli Segera Tayang, Dari Genre Romansa Hingga Thriller

Inilah 8 Drakor Terbaru Bulan Juli Segera Tayang, Dari Genre Romansa Hingga Thriller

Mengenal Bakteri Pemakan Daging, Infeksi Mematikan yang Mewabah di Jepang

Mengenal Bakteri Pemakan Daging, Infeksi Mematikan yang Mewabah di Jepang