CakapCakap – Cakap People! Apa perbedaan antara daging sapi Australia dan lokal? Daging sapi menjadi salah satu bahan makanan yang digemari. Sumber protein hewani ini bisa diolah menjadi banyak jenis hidangan, seperti rendang, bakso, sup, dan steik.
Di Indonesia, daging sapi yang banyak ditemukan di pasaran berasal dari peternakan lokal dan Australia. Keduanya sama-sama bisa dijadikan hidangan yang nikmat. Tapi, ada perbedaan di antara keduanya yang sering kali menjadi pertimbangan saat membeli daging sapi.
Salah satu perbedaan itu adalah tekstur. Daging Australia disebut lebih lembut dibandingkan dengan daging lokal. Konon, hal itu disebabkan oleh makanan yang diberikan tidak hanya berupa rumput tetapi juga grain fed. Perbedaan lain dari genetik atau bibit dari sapi itu sendiri dan iklim.
Selain itu, peternakan sapi Australia umumnya berada di daerah terpencil dan tenang. Letak antara satu peternakan dan peternakan lainnya berjauhan sehingga minim gangguan.
Chef Stefu Santoso, salah satu chef Indonesia yang terpilih sebagai Aussie Beef Mates, mengatakan bahwa sapi tak suka berada di tempat yang sering terjadi gempa atau yang bising.
“Kalau terlalu sering kena getaran, lama-lama stres sapinya. Jadi, ketenangan, suhu, makanan rumput itu otomatis perlu,” Chef Stefu Santoso saat diwawancara pada acara National Butchery and Cooking Competition 2023, Kamis, 30 November 2023.
Peternakan Australia juga sangat memperhatikan clean environmental credentials yang membuatnya menjadi lebih ramah lingkungan dan sustainable, sehingga bisa menjaga keberlanjutan kualitas daging dari Australia.
Kualitas daging lokal
Kualitas daging dari peternakan di Indonesia pun banyak yang cukup baik, misalnya yang berasal dari Bali dan Lombok. Namun, perbedaan bibit atau genetik membuat daging lokal tidak bisa sama dengan daging Australia meski diperlakukan sama.
Misalnya, grain fed untuk sapi di Indonesia perlu dicampur dengan whey, barley, dan harus dikukus terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak. Komposisinya yang diberikan juga akan berbeda-beda pada setiap musim atau cuaca.
Daging lokal juga dapat diolah menjadi masakan yang nikmat dengan pengolahan yang tepat. Tapi untuk kompetisi perlu disesuaikan. Misalnya, tema yang diangkat bukan steik melainkan masakan lain. “Contoh, kita bukan membuat steak tapi kita bikin seperti masakan slow cooking. Kompetisinya akan jauh lebih panjang karena rata-rata (memasaknya) butuh waktu 2-3 jam,” kata Chef Stefu.