CakapCakap – Cakap People! Untuk kamu yang menonton pertandingan sepak bola mungkin pernah melihat kejadian pemain cedera di tengah-tengah permainan. Kalau sudah begini, biasanya tim medis akan masuk dan memberikan anestesi semprot.
Anestesi ini disemprotkan pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Anestesi semprot diberikan kepada pemain bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri akibat cedera yang baru saja diderita.
Lantas bagaimana anestesi semprot bisa mengurangi rasa sakit akibat cedera? Bagaimana ia bekerja? Berikut penjelasannya yang dihimpun dari berbagai sumber.
Perlu diketahui bahwa anestesi semprot yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah ethyl chloride atau chloroethane. Ini adalah suatu refrigerant anesthesia yang jika mengenai kulit akan memberikan sensasi dingin.
Anestesi semprot menguap sangat cepat dari kulit setelah disemprotkan, menyebabkan suhu kulit turun hingga -4 derajat Fahrenheit (-20 derajat Celcius). Penurunan suhu kulit ini lah yang mengurangi kepekaan kulit terhadap rasa sakit.
Meski demikian, anestesi semprot hanya mampu memberikan anestesi lokal dalam jangka pendek saja. Semprotan ethyl chloride selama 10 detik ke kulit bakal menghasilkan anestesi lokal selama kurang lebih 30 detik.
Anestesi semprot sendiri bukanlah sesuatu yang baru di dunia medis. Keberadaannya sudah disebut-sebut dalam literatur medis sejak tahun 1800-an. Pada 1897, ethyl chloride sudah digunakan sebagai anestesi umum di negara Jerman.
Karena sifatnya yang mudah menguap, anestesi semprot mudah terhisap oleh hidung. Dan ini menjadi alasan mengapa penggunaannya harus diperhatikan lantaran bisa menyebabkan keracunan dengan gejala termasuk euforia, pusing, dan mengantuk.
Menghirup uap anestesi juga dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk irama jantung yang tidak teratur. Masalah yang lebih parah bisa menyebabkan henti jantung, dan kematian.