CakapCakap – Kamu ingin merasakan bagaimana atmosfir dan suasana Ramadhan di Makkah? Atau kamu yang sudah pernah berpuasa di sana dan ingin kembali merasakannya? Merasakan umroh dan puasa saat Ramadhan? Kamu bisa mewujudkannya lewat VR!
Ya. Virtual Reality (VR)! Mungkin kamu sudah pernah mendengar sebelumnya atau malah sudah pernah menjajal VR ini?
Startup asal Mesir membantu jutaan muslim yang belum sempat umroh dan menikmati atmosfer kota suci Makkah tersebut, sekaligus bisa jadi sarana mempelajari Islam bagi nonmuslim.
Startup asal Mesir membuat perangkat lunak dalam format Virtual Reality (VR) yang memberi pengalaman penggunanya seakan sedang berkunjung ke Makkah. Namanya Experience Mecca.
Experience Mecca ini dikembangkan oleh BSocial yang berbasis di Ibu Kota Kairo, adalah pengalaman realitas virtual yang tampaknya bisa menjadi solusi umat muslim sedunia. Setiap tahunnya jutaan Muslim berkunjung ke Makkah, Arab Saudi, melaksanakan ibadah haji atau umroh. Namun karena biaya besar dan kesempatan, tak semua muslim beruntung melakukannya.
Aplikasi ini, yang menyajikan ritual ibadah haji dalam format 3D, dipenuhi gambar-gambar suara-suara merdu orang berdoa di Masjidil Haram. Sambil mengenakan kacamata VR, si pengguna seakan berada di antara orang-orang yang sedang tawaf, salat, dan di waktu bersamaan dapat mengalami detil-detil kecil seperti burung-burung berterbangan di atas Ka’bah.
“Software ini merupakan pesan baik tentang Islam dalam pendekatan baru, semoga Allah memberikan restu-Nya,” ujar Ehab Fares, Direktur BSocial, yang mengembangkan pengalaman-pengalaman tersebut pada toko Oculus kepada Motherboard.
Fares sengaja meluncurkan aplikasi ini pada momen Ramadan, bulan suci di mana umat Muslim berpuasa dari subuh hingga maghrib. Aplikasi tersebut menceritakan kisah bagaimana Al-Quran, diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW di abad ke-7 Masehi selama bulan puasa.
Semua setting adegan dalam VR ini bertempat di Kota Suci Makkah, termasuk ketika Rasulullah meneruskan wahyu-wahyu dari Allah SWT kepada para pengikutnya, yang mencatat ayat-ayat tadi ke sembarang medium, termasuk pelepah pohon. Di kemudian hari, kita tahu, wahyu yang diterima Muhammad disatukan dalam bentuk mushaf, menjadi Al Quran yang kita kenal sekarang.
Melalui perangkat lunak ini, Fares ingin software VR-nya dipakai siapapun, termasuk oleh nonmuslim. Tujuannya adalah merobohkan stereotipe negatif Islam yang digambarkan media massa di Barat, yang memicu sentimen Islamofobik. 2016 lalu menjadi masa sangat sulit bagi komunitas Muslim global, yakni dengan adanya larangan terhadap warga negara dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim masuk ke Amerika Serikat oleh Donald Trump.
“Virtual reality menciptakan kesempatan bagi saya untuk menetapkan prinsip-prinsip agama saya. Saya memandangnya sebagai bentuk berserah diri seutuhnya kepada Tuhan. Dari saat saya bangun, saya harus melakukan segala hal dengan jujur dan amanah.” Fares telah merilis aplikasi Experience Mecca ini gratis secara daring pada April 2016 lalu.
Mesir, negara Arab berpenduduk paling besar, patut bangga dengan ekosistem startup yang menanjak setelah revolusi demokratis 2011. Sebagian besar perusahaan teknologi di Negeri Piramida itu mengupayakan solusi masalah kehidupan sehari-hari bagi konsumen. Virtual reality (VR) semakin diminati di pasaran Timur Tengah, terutama kawasan Teluk Persia. Muncul estimasi bila VR akan segera menjadi industri miliaran dollar di Jazirah Arab.
“Daripada cuma membaca buku, saya akan mengantarmu ke sana secara virtual untuk mengalami sendiri sensasi berada di Makkah. Kamu bisa mengalami apa yang terjadi melalui ‘jembatan’ ke masa lalu, masa kini, dan masa depan,” kata Fares.
Source: Motherboard
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Maskapai Penerbangan Internasional Ini Berlakukan Kebijakan Khusus Selama Ramadhan - CakapCakap