CakapCakap – Cakap People! Para ilmuwan di seluruh dunia sedang berlomba untuk segera menemukan vaksin untuk virus corona (COVID-19) sesegera mungkin dan saat ini masih diteliti secara intensif.
Selain vaksin, para peneliti dan pihak berwenang juga mencari langkah-langkah pencegahan yang dapat digunakan untuk mendeteksi virus sebelumnya. Untuk deteksi cepat, pemerintah Inggris telah mempekerjakan agen mereka yang paling berharga dan paling galak di luar sana. Siapakah mereka?
Ya, percobaan saat ini sedang berlangsung di Inggris untuk melihat apakah anjing pelacak bandara yang terlatih dapat mendeteksi COVID-19 pada pelancong bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala apapun.
Anjing pelacak sudah menjadi pemandangan umum di bandara — biasanya, mereka mencari obat terlarang, senjata, atau barang selundupan lainnya.
Meski begitu, anjing yang terlatih secara khusus juga telah dilatih untuk mendeteksi infeksi dan penyakit, termasuk kanker, malaria, dan penyakit Parkinson.
Menurut para peneliti dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, yang bekerja sama dengan charity Medical Detection Dogs dan Durham University Inggris, penyakit pernapasan seperti COVID-19 mengubah bau badan sehingga anjing yang terlatih mungkin dapat mendeteksi perbedaan ini.
“The Super Six” dan bagaimana anjing-anjing itu dilatih
Pemerintah Inggris telah memberikan dana kepada tim penelitian sebesar lebih dari 500 ribu poundsterling (lebih dari 600 ribu dolar AS) dan enam anjing yang telah direkrut, terdiri dari anjing jenis Labrador atau Cocker Spaniels, yang dijuluki sebagai “The Super Six“.
Profesor James Logan, peneliti utama pada proyek tersebut, yang juga merupakan kepala departemen pengendalian penyakit di London School of Hygiene and Tropical Medicine yakin uji coba ini akan membuahkan hasil positif.
“Itu dibangun berdasarkan penelitian bertahun-tahun yang telah kami lakukan sebagai tim untuk menunjukkan bahwa orang yang memiliki infeksi malaria memiliki bau tubuh yang khas dan kami telah menunjukkan bahwa anjing dapat dilatih untuk mendeteksi itu dengan akurasi yang sangat tinggi,” CNN melaporkan, Selasa, 19 Mei 2020.
Bagaimana proses pelatihan pada anjing-anjing ini?
Profesor Steve Lindsay, ahli entomologi kesehatan masyarakat di Durham University Inggris mengatakan langkah pertama adalah mengumpulkan sampel bau manusia — baik untuk orang yang telah dites positif COVID-19 dan orang yang tidak memiliki penyakit ini.
Para subyek penelitian akan diminta memakai masker wajah selama beberapa jam. Kemudian masker-masker itu akan diendus oleh para anjing tersebut dan digunakan untuk membantu hewan-hewan membedakan antara aroma yang berbeda.
Tidak hanya masker, tetapi anjing-anjing juga akan mencium kaus kaki nilon yang dipakai oleh para subjek. Profesor Lindsay mengatakan bahwa ini sebagai cara yang efisien untuk mengumpulkan bau badan dari orang-orang.
“Tapi kami sudah tahu dari pengalaman kami sebelumnya bahwa ini adalah cara yang sangat baik untuk mengumpulkan bau dari orang-orang dan ini adalah cara yang mudah untuk melakukannya.”
Para peneliti percaya bahwa jika percobaan itu berhasil, itu bisa menjadi cara untuk memulai industri perjalanan, yang telah terhenti sejak awal pandemi COVID-19.