CakapCakap – Cakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Jumat, 11 Desember 2020, bahwa setiap efek samping yang ditimbulkan dari vaksin COVID-19 harus ditinjau oleh otoritas nasional. Hal ini disampaikan badan PBB itu sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang Inggris yang memperingatkan orang-orang dengan riwayat anaphylaxis untuk menghindari suntikan vaksin Pfizer-BioNTech.
“Tapi masyarakat jangan terlalu cemas. Ingat ada sejumlah kandidat vaksin yang online pada saat yang sama,” kata juru bicara WHO Margaret Harris pada pengarahan PBB di Jenewa, seperti dikutip Reuters.
“Satu vaksin mungkin tidak cocok untuk individu tertentu, tetapi Anda mungkin menemukan vaksin lain yang cocok,” ujar dia.
Pada hari Selasa, 8 Desember 2020, Inggris menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksinasi. Regulator obat Inggris kemudian mengatakan, siapa pun dengan riwayat anaphylaxis terhadap obat atau makanan tidak boleh mendapat suntikan, setelah dilaporkan muncul dua insiden reaksi terhadap vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
Panel penasihat luar untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Kamis, 10 Desember 2020, memberikan suara yang sangat banyak untuk mendukung penggunaan darurat vaksin COVID-19. Itu membuka jalan bagi FDA untuk mengesahkan pengambilan bagi negara yang telah kehilangan lebih dari 285.000 nyawa karena COVID-19.
Saat ini, WHO sedang meninjau data dari uji coba fase 3 dari banyak kandidat vaksin COVID-19. Badan tersebut belum mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin apa pun. Tetapi, “hal utama yang kami perhatikan adalah keamanan,” tambah Harris.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini telah menjangkiti lebih dari 71 juta orang di seluruh dunia, termasuk telah merenggut nyawa lebih dari 1,6 juta orang saat artikel ini naik, menurut data yang dihimpun oleh Worldometers. Sementara itu, jumlah orang yang dinyatakan pulih adalah sebanyak lebih dari 49,7 juta orang secara global.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, dengan telah melaporkan sebanyak lebih dari 16,2 juta orang kasus, dengan lebih dari 302.000 orang telah meninggal akibat virus yang menular tersebut.
India menempati peringkat tertingg kedua setelah AS, dengan telah mengumpulkan total sebanyak lebih dari 9,8 juta infeksi, termasuk lebih dari 142.000 kematian akibat COVID-19.
Brasil melengkapi tiga besar dengan mencatat lebih dari 6,8 juta kasus COVID-19, dengan lebih dari 180.000 orang telah meninggal karena virus corona baru. Ini merupakan angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah AS.