in ,

Indonesia Rawan Bencana, Pemerintah Siapkan Asuransi Risiko Bencana

CakapCakap – Indonesia dihantam bencana alam gempa dalam tiga bulan terakhir. Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat terjadi pada akhir bulan Juli 2019 yang mengakibatkan ribuan orang terpaksa mengungsi. Kemudian, disusul dengan gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada akhir September 2018, yang membuat lebih dari seribu orang menjadi korban meninggal. Duh, kasihan sekali ya, Cakap People! Namun, Indonesia memang dikenal sebagai daerah rawan bencana.

Kerusakan yang terjadi akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Via tribunnews.com

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia pun tengah menyiapkan skema asuransi risiko bencana bagi dampak bencana ini. “Ini dana cadangan untuk semua hal. Desain pembiayaan kita masih belum memadai dan kita masih belum punya mekanisme canggih menghadapi hal tersebut,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati dilansir Republika.co.id, Rabu (10/10/2018). Menurutnya, kondisi tidak adanya dana cadangan yang memadai itu menghambat kemampuan pemerintah menangani tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana, dalam peristiwa bencana yang terjadi.

Sri Mulyani sendiri juga menjelaskan bahwa bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2004-2013 telah menyebabkan kerugian mencapai Rp 126,7 triliun. Tsunami Aceh pada tahun 2004 mencatatkan kerugian tertinggi mencapai Rp 53,1 triliun. Sedangkan dana cadangan yang dimiliki pemerintah selama 12 tahun terakhir rata-rata hanya sekitar Rp 3,1 triliun. Oleh karena itu, skema asuransi bencana ini harus sudah mulai secara bertahan sejak tahun 2019, belajar dari negara lain.

Sejumlah tentara bergotong royong untuk memperbaiki salah satu rumah warga yang rusak akibat gempa di Lombok, NTB. Via nusabali.com

Sementara itu, kerusakan yang terjadi akibat gempa di Sulawesi Tengah diperkirakan mencapai lebih dari Rp 10 triliun, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dilansir oleh laman Tempo.co. Disampaikan Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pihaknya sudah menurunkan tim damage and assessment untuk menghitung berapa besaran kerugian dan kerusakan pascabencana. Tim rehabilitas rekonstruksi pun akan menggunakan metode quick count.

“Kalau kami bandingkan dengan yang ada di Lombok, melihat lokasi di Sulawesi Tengah, perkiraan kerugian dan kerusakan di atas Rp 10 triliun. Kerugian dan kerusakan di Lombok kemarin Rp 18,8 triliun. Ini pasti di atas Rp 10 triliun,” ungkap Sutopo menjelaskan. Banyak juga ya, Cakap People!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Festival Pesona Raja Ampat Akan Segera Dibuka, ke Sana yuk!

Walau Lezat, 5 Menu Kuliner Ini Jarang Dihidangkan di Pesawat!