Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! Indonesia bakal menerima vaksin virus corona AstraZeneca dari skema berbagi vaksin global, yakni Fasilitas COVAX, pada kuartal pertama tahun 2021 atau paling lambat akhir Maret.
Fasilitas Covax — yang dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aliansi vaksin global Gavi — bertujuan untuk memastikan akses yang adil ke vaksin COVID-19.
Menurut situs resmi Sekretariat Kabinet, pada Sabtu, 30 Januari 2021, Indonesia sudah menerima konfirmasi dari Gavi tentang alokasi vaksin awal.
Dalam sebuah surat, Gavi menegaskan Indonesia pada awalnya akan menerima antara 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis vaksin AstraZeneca. Pengiriman pertama pada kuartal pertama akan terdiri dari 25 hingga 35 persen dari dosis yang dialokasikan, diikuti oleh 65 hingga 75 persen sisanya pada kuartal kedua, “tulis Sekretariat Kabinet di websiter mereka, Rabu, 3 Februari 2021, seperti dikutip Jakarta Globe.
Distribusi akan dimulai setelah vaksin AstraZeneca diberikan izin penggunaan darurat (EUL) oleh WHO dan divalidasi oleh Independent Allocation of Vaccines Task Force (IAVG). Distribusi vaksin ini juga akan tergantung pada ketersediaan pasokan pabrikan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mempersiapkan pengiriman vaksin. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus terlebih dahulu menyetujui penggunaan darurat vaksin AstraZeneca yang dikembangkan di Inggris untuk penggunaan darurat.
“Ini adalah keberhasilan diplomasi kita. Dengan Covax, kami dapat mengakses vaksin gratis. Segera, ini akan melengkapi jenis vaksin yang saat ini tersedia,” kata juru bicara program vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmidzi.
Vaksin AstraZeneca juga merupakan salah satu vaksin yang dapat diberikan kepada orang yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi, tambahnya.
Vaksin dari Gavi akan membantu Indonesia menginokulasi 181,5 juta orang untuk menciptakan kekebalan kawanan (herd immunity). Indonesia telah menerima komitmen dan opsi untuk 663 juta dosis vaksin dari berbagai sumber, termasuk AstraZeneca dari Inggris, Sinovac dari China, dan vaksin Novavax dan Pfizer yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
