CakapCakap – Cakap People, Indonesia resmi resesi pasca ekonomi dua kuartal secara berturut mengalami kontraksi. Pada kuartal III-2020 ekonomi minus 3,49 persen, disusul di kuartal sebelumnya minus 5,32 persen.
Melalui media Kompas, ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menjelaskan, resesi yang terjadi di kuartal III-2020 memang menjadi yang pertama kalinya dialami oleh Indonesia dalam 22 tahun terakhir atau sejak 1998. Tapi kedua periode ini memiliki kondisi yang berbeda.
Indonesia yang kini tengah mengalami resesi sedang berjuang untuk secepat mungkin membalikkan keadaan. Resesi juga berdampak ke banyak sector salah satunya pada pasar mobil bekas.
Beberapa pemain, memprediksi resesi akan membuat bisnis mobil bekas akan tumbuh melambat. Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan, resesi berimbas pada segmen mobil menengah ke atas yang sepi peminat lantaran terbatasnya daya beli dari masyarakat.
Dikutip dari Kompas, meskipun terpengaruh oleh resesi namun tidak akan benar-benar memutus alur penjualan. Konsumen yang mencari mobil karena kebutuhan yang arahnya ke fungsional, akan tetap berjalan.
“Pengaruhnya ke segmen luxury akan menghilang sementara. Tapi untuk konsumen yang membutuhkan mobil sebagai transportasi, lebih ke fungsi, rasanya akan tetap berjalan,” ujar Fischer Jumat (6/11/2020).
“Jadi arahnya ke soal fungsi dari kendaraan, dari segi jenis akan banyak ke MPV atau city car, dan LCGC, tidak bisa berharap dari segmen menengah ke atas atau luxury.” Imbuhnya
Lebih lanjut lagi Fischer menjelaskan, nantinya konsumen akan lebih mengutamakan kebutuhan pokok. Karena itu, bagi konsumen yang bertujuan membeli mobil bekas untuk peremajaan unit atau sekadar upgrade akan berkurang.
Hal senada juga disampaikan oleh Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih. Resesi yang melanda Indonesia justru berpotensi mendorong kembali penjualan mobil tahun lawas karena punya harga yang jauh lebih terjangkau.
“Sebenarnya bukan hanya mobil menengah ke atas, tapi juga berat di mobil dengan tahun muda. Kenapa, karena harganya masih tinggi, dengan kondisi resesi pedagang juga sulit mengangkat (beli) karena jualnya juga tinggi,” ucap Herjanto.
“Jadi yang jalan kemungkinan besar yah segmen seperti LCGC dan MPV tahun-tahun lawas lagi. Tapi memang secara kondisi ini sangat sulit diprediksi bagaimana nanti sampai akhir tahunnya,” kata dia.