CakapCakap – Cakap People! Para ilmuwan telah menyatakan kewaspadaan mereka akan risiko yang tidak terduga dari satelit-satelit Starlink pada langit di malam hari. Hal ini menanggapi video yang menunjukkan konstelasi satelit Starlink milik Elon Musk. Pada bulan Agustus lalu, ada sekitar 9.000 bintang yang dapat dilihat oleh mata manusia di Bumi, dan sekitar 5.000 satelit Starlink.
Dalam sebuah video, terlihat titik-titik satelit Starlink yang berwarna oranye. Kondisi ini terlihat menyedihkan. Karena menurut para ilmuwan, dalam beberapa tahun jumlah satelit milik Elon Musk dapat melebihi jumlah bintang-bintang itu sendiri.
Penelitian terbaru menemukan bahwa sinyal radio frekuensi rendah ‘bocor’ ke langit dan mengganggu pengamatan astronomi. Para pengamat langit khawatir bahwa tidak lama lagi tidak akan ada banyak bintang yang dapat dilihat karena jumlah satelit yang ada, menurut komentar-komentar yang ada di platform media sosial X (sebelumnya dikenal dengan Twitter) milik Elon Musk.
“Harus mencintai kurangnya pengawasan yang memungkinkan para megalomaniak merusak planet ini untuk semua orang,” kata komentar pengguna akun X menanggapi video yang menampakkan banyaknya titik satelit di langit.
“Saya tidak ingat pernah memilih Musk untuk menjadi ‘bintang’ ruang angkasa!” tambah komentar akun X lainnya.
Sejarawan sains dan dosen di Universitas Falmouth, Dr Kit Chapman, dengan cepat menunjukan bahwa titik-titik oranye ini tidak dapat diukur. Ada banyak hal yang dapat dikatakan tentang ilmu pengetahuan ruang angkasa. Seperti, sampah antariksa, pilihan bahan, kimiawi satelit, dan lainnya.
Dikutip dari The Sun, Jumat 29 September 2023, beragam reaksi tanggapan lain masyarakat dalam platform X terkait video yang menunjukkan titik-titik oranye di langit seperti halnya berikut.
“Ruang angkasa tidak penuh sesak. Kita manusia hanya sangat payah dalam memahami skala dan angka.” tulis salah satu warganet.
Warganet lain menulis bahwa video tersebut tidak terlalu “mengesankan atau menakutkan” tapi jelas bahwa Starlink akan berkontribusi secara signifikan terhadap sampah antariksa.
“Sepertinya satelit Starlink dirancang untuk deorbit, tetapi mereka berisiko mengalami tabrakan dan menciptakan lebih banyak puing-puing,” timpal akun lain.
“Pembersihan Orbit Rendah Bumi masih dalam tahap percobaan,” ujar pengguna X lainnya.
Benda buatan manusia yang tersangkut di orbit Bumi, seperti sepotong satelit yang sudah tidak berfungsi atau sepotong kecil cat roket, disebut sebagai sampah antariksa, atau dikenal juga dengan puing-puing antariksa.
Kecepatan rata-rata objek di orbit Bumi sekitar 15.000 mil per jam, hal ini memungkinkan adanya benda kecil bertabrakan dengan satelit atau pesawat ruang angkasa yang menyebabkan kerusakan dan menjadi sampah antariksa.
Klik DI SINI untuk membaca selengkapnya, Cakap People!