in

Ilmuwan Singapura Temukan Cara Percepat Pembuatan Vaksin Virus Corona Dalam Hitungan Hari

Biasanya, butuh waktu selama berbulan-bulan untuk pengujian berdasarkan respons manusia.

CakapCakapCakap People! Para ilmuwan di Singapura mengatakan mereka menemukan cara atau teknik untuk melacak perubahan genetik yang mempercepat pengujian vaksin terhadap virus corona yang telah menginfeksi ratusan ribu orang di dunia ini.

Melansir Reuters, Kamis, 26 Maret 2020, para ilmuwan di Duke-NUS Medical School, Singapura, mengatakan teknik yang mereka kembangkan itu mampu mengevaluasi potensi vaksin yang dikembangkan oleh Arcturus Therapeutics, sebuah perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS), hanya dalam hitungan hari.

Biasanya, butuh waktu selama berbulan-bulan untuk pengujian berdasarkan respons manusia.

Pewarnaan menakjubkan dari gambar-gambar virus corona ini diambil dengan mikroskop elektron berdaya tinggi yang mengungkapkan bentuknya seperti mahkota.

“Anda bisa tahu dari cara gen berubah – gen apa yang dihidupkan, apa yang dimatikan,” kata Ooi Eng Eong, Wakil Direktur Program Penyakit Menular Duke-NUS Medical School.

Dia menambahkan, penilaian cepat atas perubahan genetika memungkinkan para ilmuwan menentukan efektivitas dan efek samping vaksin, alih-alih hanya mengandalkan respons dari manusia yang menerimanya.

Ilustrasi. [Foto: Elite Readers]

Saat ini, tidak ada obat yang disetujui atau vaksin pencegahan yang menargetkan virus, dengan sebagian besar pasien hanya menerima perawatan suportif, seperti bantuan pernapasan mereka. Para ahli mengatakan menyiapkan vaksin bisa memakan waktu satu tahun atau lebih.

Ooi mengatakan dia berencana untuk mulai menguji vaksin pada tikus dalam waktu sekitar satu minggu, dengan uji coba manusia diperkirakan dilakukan pada paruh kedua tahun ini.

Orang-orang yang mengenakan masker pelindung antri untuk diperiksa suhunya di luar gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis Singapura, pada hari Senin, 10 Februari 2020. [Fotografer: SeongJoon Cho / Bloomberg]

Perusahaan-perusahaan farmasi dan para peneliti di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin dan perawatan untuk virus ini, yang telah menginfeksi lebih dari 470.000 orang dan lebih dari 21.000 meninggal dunia sejauh ini.

Upaya-upaya ini termasuk remdesivir obat antivirus eksperimental Gilead Sciences Inc dan terapi turunan plasma dari Takeda Pharmaceutical Co. Jepang.

Duke-NUS Medical School Singapura sendiri telah meneliti virus corona pada akhir Januari 2020, beberapa hari setelah pemerintah Singapura menyatakan kasus positif virus corona pertama.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Manfaat Labu Kuning untuk Kesehatan Tubuh, Bagus Juga untuk Kecantikan, Loh!

Pemkot Makassar Tracing 8 Travel dan Pantau 600 Orang Pasca Pasien Positif COVID-19 Meninggal Pulang Umrah