CakapCakap – Cakap People! Dengan sedikitnya 20 kasus baru COVID-19 yang dikonfirmasi, Hong Kong saat ini menghadapi gelombang ketiga virus corona.
Meskipun masih belum jelas apakah 20 kasus tersebut melibatkan transmisi lokal atau tidak, otoritas di Hong Kong tidak akan mengesampingkan pengetatan lebih lanjut dari penerapan langkah-langkah jarak sosial.
Saat ini, negara ini memiliki total 1.403 kasus dengan tujuh kematian dan angka terbaru yang diposting hari Sabtu, 11 Juli 2020, adalah kelanjutan dari 38 kasus yang terjadi sehari sebelumnya.
Sebagai bagian dari upaya mereka untuk mencegah gelombang ketiga, pemerintah Hong Kong sedang melakukan pengujian terhadap kelompok sasaran, termasuk kelompok terbaru yang melibatkan staf di panti jompo, pengemudi taksi, dan pekerja di industri katering.
Menurut Sekretaris Pangan dan Kesehatan Hong Kong, Profesor Sophia Chan Siu-chee, lonjakan kasus mengkhawatirkan tetapi memberikan jaminan bahwa kota itu bisa menanganinya, seperti dilaporkan World of Buzz.
“Ini sangat mengkhawatirkan, tetapi kemudian saya pikir kami memiliki pengalaman dalam menanganinya, baik itu pelacakan kontak, pengujian, karantina dan juga isolasi.”
“Sebelum wabah ini, saya selalu menekankan bahwa kami telah memasuki new normal dan … masyarakat harus memahami bahwa virus selalu bersama kita.”
“Dan juga melihat pengalaman negara-negara lain … ketika mereka kembali normal, situasi epidemi mereka dan jumlah kasus telah meningkat, jadi ini semacam yang sudah diperkirakan.”
Menambahkan bahwa terjadinya lonjakan kasus virus corona meskipun ada new nornal, aturan sosial yang lebih ketat diterapkan, yang meliputi pembatasan kapasitas maksimum restoran, penyaringan penumpang udara dari negara-negara berisiko tinggi seperti Pakistan dan India dan penangguhan sekolah.
Sebagaimana diketahui, virus corona telah menginfeksi lebih dari 12,8 juta orang di seluruh dunia dengan lebih dari 567 ribu orang meninggal dunia usai terjangkit virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut saat artikel ini diturunkan.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus dan kematian virus corona tertinggi di dunia sejauh ini dengan mencatatkan lebih dari 3,3 juta orang terinfeksi dan lebih dari 137 ribu orang meninggal dunia.
Mari berharap negara-negara lain termasuk Indonesia tidak harus menghadapi beban gelombang kedua atau ketiga begitu new normal diberlakukan.