in ,

Hati-Hati! Perilaku di Internet Terekam dalam Jejak Digital Abadi

CakapCakap – Internet dan media sosial tengah mengalami perkembangan pesat di dunia pada saat ini, termasuk pula di Indonesia. Bahkan, pertumbuhan pengguna internet dan media sosial di Tanah Air pun sangat luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Bukan tidak mungkin Cakap People malah memiliki setidaknya paling sedikit dua akun media sosial. Bahkan, tak jarang ada yang membuat dua hingga tiga akun pada satu platform media sosial, di mana salah satunya digunakan untuk berbisnis.

Pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia ini mengalami perkembangan pesat, namun tak banyak yang menyadari jejak digital di internet bisa mengancam masa depannya. Via rocketmanajemen.com

Terkait aktivitas dan perilaku di media sosial, praktisi komunikasi Bagus Sudarmanto mengingatkan bahwa semua yang dilakukan di internet akan terekam dan tersimpan hingga kapan pun. Bukan tidak mungkin, rekam jejak perilaku di media sosial berupa jejak digital tersebut akan menghantui masa depan dan menjadi bumerang bagi penggunanya. “Media sosial memberdaya masyarakat, sehingga mereka mudah terpancing perilaku negatif. Mencatat jejak digital secara negatif. Ketika memicu jejak digital maka masa depan kita terancam,” ucapnya dilansir VIVA.co.id, Kamis (18/10/2018).

Diungkapkannya, saat ini sudah mulai banyak perusahaan yang mengecek media sosial para calon karyawannya, sehingga bisa saja akan menghambar karier dan peluang pekerjaannya. Bahkan, dari sejumlah riset dtemukan fakta bahwa sejumlah perusahaan di Amerika Serikat menolak kandidat berdasarkan informasi mereka yang ada di dunia maya. Oleh karena itu, siapapun harus berhati-hati dalam bermedia sosial. “Digital foot print tak bisa dihapus. Saringlah sebelum sharing,” tegas Bagus.

Menggunakan media sosial harus berhati-hati, karena bisa berujung pada tindak pidana. Via droidlime.com

Dikutip dari laman Liputan6.com pada tahun 2017 laolu, setidaknya ada lima status di media sosial yang diunggah oleh para penggunanya yang berujung kasus tindak pidana. Salah satu kasus yang sempat heboh terjadi di Yogyakarta pada tahun 2014 silam. Ketika itu, salah seorang mahasiswa S2 Universitas Gadjah Mada bernama Florence Sihombing merasa jengkel dengan perlakuan petugas pihak SPBU yang menolaknya, hingga dia pun disoraki menyerobot antrian oleh warga lainnya.

Florence yang merasa kesal lalu meluapkannya di media sosial Path. Komentarnya itu pun ternyata memancing amarah warga Yogyakarta, hingga melaporkannya ke polisi, dan Florence dijerat pasal pencemaran nama baik. Nah, makanya Cakap People haru berhati-hati menggunakan media sosial!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trik Mengendarai Mobil Matik Bagi Kaum Pemula, Simak yuk!

Apakah Benar Mencabut Baterai Laptop Akan Membuatnya Lebih Awet?