CakapCakap – Kehadiran robot seks belakangan ini sudah semakin banyak saja, terutama di negara-negara maju. Cakap People tentu bisa melihat fenomena kehdairan robot seks yang dimanfaatkan terutama oleh kaum pria sebagai pemuas birahi, bahkan hingga menjadi pasangan hidup. Mereka umumnya lebih memilih robot seks, karena kesulitan membangun hubungan romantis yang serius dengan wanita normal sebenarnya. Sedang dengan robet seks, mereka bisa melakukan apa saja.
Namun, pengguna robot seks ternyata juga harus berhati-hati, karena menjalin hubungan dengan robot seks tersebut bisa menunjukkan ada masalah kesehatan mental pada seseorang. “Kalau boneka seks digunakan seperti mastubator yang berbentuk vagina, sebagai alat bantu ketika pasangan tidak ada, ya tidak masalah. Tapi kalau sudah sampai ingin hidup bersama bonekanya, sampai jatuh cinta dan ingin menikah dengan bonekanya itu, ya bisa disebut mengalami masalah kejiwaan,” ungkap dr Andri, SpKJ, FAPM, dari Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, seperti dimuat laman Detik.com.
Menurutnya, masalah kejiwaan yang dialami oleh pria yang menikahi robot seks bisa berupa rasa percaya diri yang rendah, atau perasaan rendah diri yang sangat kuat. Hal ini mendorong mereka untuk menjauhi kontak sosial dengan wanita ataupun manusia lain. Selain itu, orang dengan masalah kejiwaan juga rentan melakukan hal yang tak sesuai dengan norma dan etika masyarakat. “Karena pada dasarnya, manusia kan harus berhubungan (seks) dengan manusia juga, bukan dengan benda mati. Dibikin semirip apapun (boneka dan robot seks) tetap saja benda mati, tentu tidak akan bisa menggantikan manusia,” kata dr Andri menambahkan penjelasannya tentang masalah kejiwaan itu.
Tidak hanya itu, para ilmuwan dari Foundation for Responsible Robotics pun memperingatkan risiko dari robot seks yang bisa menjadi salah satu ancaman terbesar bagi umat manusia. Mereka khawatir robot seks bisa disalahgunakan, dan bahkan dapat meningkatkan risiko kasus pelecehan seksual di masyarakat. “Mesin yang dibuat dengan teknologi AI merupakan konsep yang luar biasa, tapi jika diciptakan untuk kebutuhan lahir, seperti seks, tentu berisiko. Kita kan tidak tahu, bisa saja robot-robot ini dibeli pihak tak bertanggung jawab dan disimulasikan untuk hal berbau pelecehan seksual,” jelas Profesor Noel Sharkey dari University of Sheffield, seperti yang dimuat di laman Liputan6.com.
Makanya, tak heran jika keberadaan robot seks saat ini terus menuai pro dan kontra, Cakap People!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Mengenal Roxxxy, Robot Seks Seharga Rp 133 Juta Khusus untuk Pria Kesepian - CakapCakap