CakapCakap – Media sosial Facebook terus memperketat standar keamanannya belakangan ini. Kebijakan ini tentu saja mereka lakukan untuk memberikan kenyamanan yang lebih bagi semua penggunanya. Cakap People sendiri pasti menyadari bahwa media sosial Facebook saat ini sudah semakin banyak diisi oleh konten-konten ‘sampah’ yang tak ada gunanya. Sehingga, para pengguna yang merasa tidak nyaman, atau bahkan mungkin merasa terganggu saat menggunakan Facebook.
Terkait hal tersebut, baru-baru ini pihak Facebook mengungkap bahwa mereka sudah memblokir sebanyak lebih dari 1,5 miliar akun palsu dari jaringannya, serta menghapus sebanyak 2,1 miliar bagian dari spam, dalam periode antara April hingga September 2018, seperti dilaporkan oleh laman MediaIndonesia.com. Dalam laporan yang juga dibagikan oleh Facebook melalui laman Community Standards Report di situsnya itu, juga dijelaskan terperinci cara Facebook menangani permasalahan seperti foto porno, ujaran kebencian, propaganda teroris, konten kekerasan, hingga soal akun palsu.
Menurut Facebook, banyak akun palsu merupakan hasil dari penyerangan siber. Mereka berusaha lebih baik dalam mengenali dan mencegah konten kekerasan sebelum ditonton atau dilaporkan oleh pengguna jaringannya. Selain itu, laporan Facebook itu juga menyebut bahwa sebanyak 95,5 persen konten kekerasan telah berhasil mereka tangani sebelum dilaporkan oleh pengguna. Facebook saat ini juga tengah menggalakkan pengawasan kontinuitas terkait propaganda berita palsu atau hoax.
Belum lama ini, laman InternetSehat.id juga melaporkan bahwa Facebook telah menyatakan bahwa pihaknya menghapus puluhan akun dan halaman berasal dari Iran yang dinilai telah memprovokasi perpecahan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Akun-akun yang diajukan sebagai penduduk AS dan Inggris tersebut sering mengunggah topik yang memecah-belah secara politik, termasuk hubungan ras, oposisi terhadap Donald Trump, dan imigrasi. Lebih dari satu juta pengguna Facebook pun telah terlibat dengan 82 halaman, grup dan akun yang diidentifikasi sebagian besar berada di AS tersebut.
Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook Nathaniel Gleicher menyebut bahwa investigasi mereka masih beberapa hari, dan sementara Facebook belum menemukan hubungan dengan pemerintah Iran, sehingga belum bisa dipastikan siapa yang bertanggung jawab. Hati-hati ya, Cakap People!