CakapCakap – Olahraga memang memiliki banyak manfaat positif bagi tubuh manusia, terutama untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun sayangnya, banyak orang yang berolahraga, misalnya lari hanya karena ikut-ikutan, dan menjadi ajang pamer di media sosial. Apa Cakap People juga seperti itu? Nah, perlu diketahui, ternyata ada beberapa jenis penyakit yang harus diwaspadai ketika akan berolahraga, karena bisa saja memicu kondisinya akan semakin parah. Apa sajakah itu?
Salah satu jenis penyakit todak menular, yakni hipertensi sebaiknya harus diwaspadai jika ingin melakukan rutinitas olahraga lari. “Terutama untuk ayah atau kakak kita yang umurnya sudah di atas 40 tahun, tapi lagi demen-demennya ikut demam lari. Ingatkan untuk mengecek, adakah hipertensi. Karena ini akan membebani jantung,” jelas praktisi kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Jack Pradono Handojo, MHA, seperti yang dimuat di laman Health.Detik.com.
Namun, bukan berarti orang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak boleh berolahraga lari. Hanya saja, disarankan untuk memastikan terlebih dahulu, apakah terkontrol dengan obat-obatan atau tidak. Bahkan sebenarnya olahraga lari sendiri bisa membantu menurunkan masalah hipertensi. “Kalau dia terkontrol sebetulnya gak haram kok berlari, malah membantu menurunkan tensi. Cuma jangan sampai lari dengan kondisi hipertensi,” kata dr Jack lagi melanjutkan penjelasannya tersebut.
Kemudian, orang-orang yang memiliki masalah penyakit asma juga perlu memperhatikan kondisinya. Asma merupakan salah satu masalah paru yang harus dikhawatirkan saat olahraga berat. Namun, jika selama 3-6 bulan tidak pernah kumat, berlari malah bisa bermanfaat. “Misal dia bengek [asma], seminggu sekali atau dua kali. Olahraga aja kumat, jangan disuruh lari nanti terpicu. Tapi sebetulnya lari adalah bagian dari terapi asma, karena tubuh mengeluarkan hormon adrenalin,” lanjut dr Jack.
Terakhir, kondisi nyeri otot dan sendi juga perlu diperhatikan sebelum berlari. “Olahraga berat akan membebani sistem otot dan sendi. Misalnya orang yang beratnya 100 kg, lalu diajak lari 5K habis itu jebol lututnya. Kenapa? Karena bebannya terlalu berat. Orang yang beratnya 55 kg, kalau disuruh lari bawa beras 50 kg juga lututnya jebol,” pungkas dr Jack. Nah, harus diingat ya, Cakap People!