Ade Marza
CakapCakap – Rokok memang diketahui membawa banyak dampak negatif bagi kesehatan manusia. Makanya bungkus rokok dipenuhi gambar-gambar orang dengan penyakit yang menyeramkan selain juga ada peringatan bahaya terhadap kesehatan. Cakap People sendiri pun pasti sudah memahami hal tersebut. Namun, tetap saja masih banyak orang yang merokok, dan tidak bisa berhenti karena sudah kecanduan. Makanya, tidak heran jika biaya jaminan kesehatan di Indonesia jadi sangat tinggi.
Belakangan juga telah banyak riset yang menghubungkan antara rokok dengan masalah kesuburan. Sebuah penelitian terbaru bahkan menyebut bahwa bayi laki-laki yang punya ayah perokok ternyata berpeluang besar mengalami penurunan jumlah sperma ketika si bayi dewasa, seperti dilansir oleh laman VIVA.co.id. Pria dengan ayah yang merokok memiliki 41 persen sperma yang berkualitas baik dan memproduksi 51 persen lebih sedikit sperma dibandingkan dengan ayah yang tidak merokok.
“Saya sangat terkejut bahwa terlepas dari tingkat paparan ibu terhadap nikotin, jumlah sperma pria yang ayahnya merokok jauh lebih rendah,” kata Jonatan Axelsson, dokter spesialis di Lund University di Swedia. Tak hanya itu, paparan asap rokok tersebut juga berdampak pada ibu hamil melahirkan bayi laki-laki. Penelitian itu pun memuat fakta tidak hanya paparan nikotin, tapi faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi, juga jadi faktor penentu frekuensi paparan yang diterima sang ibu dan bayi.
Studi lainnya mengatakan bahwa sperma orang yang merokok kualitasnya kurang subur dibanding pria yang tidak merokok. Seperti dijelaskan di laman HelloSehat.com, kecil peluangnya bagi sperma pria perokok untuk sukses bertahan hidup di dalam tubuh wanita sampai bisa tiba dalam rahim dan membuahi sel telur. Setiap sel sperma terdiri dari dua protein kecil yang disebut protamine 1 dan protamine 2, yang bertugas saling menjaga satu sama lain agar bisa seimbang. Faktanya ditemukan bahwa sperma perokok lebih banyak mengandung protemin 1 daripada protamine 2 sangat sedikit.
Ketidakseimbangan ini membuat sperma-sperma tersebut sangat rentan terhadap kerusakan DNA, seperti ditemukan oleh tim peneliti yang dipimpin Profesor Mohamad Eid Hammadeh PhD, guru besar kebidanan dan ginekologi di Universitas Saarland Jerman. Makanya, hati-hati ya Cakap People!
