CakapCakap – Cakap People! Hari Raya Waisak 2568 BE/2024 jatuh pada hari Kamis 23 Mei 2024. Untuk merayakan hari suci umat Buddha ini, para biksu asal Thailand secara khusus mengadakan ritual Thudong. Secara harfiah, “Thudong” sendiri berarti “jalan kaki”. Ya, Para biksu akan berjalan kaki sepanjang puluhan bahkan ribuan kilometer untuk menjalankan ritual ini.
Seperti diketahui, ritual dan tradisi Thudong juga dilaksanakan pada tahun 2023 lalu. Saat itu, puluhan biksu dari Thailand secara khusus berjalan kaki melintasi 4 negara: Thailand, Malaysia, Singapura hingga akhirnya baru sampai di Indonesia dengan tujuan akhir, Candi Borobudur.
Perjalanan kurang lebih 3.200 kilometer tersebut menempuh perjalanan tak sebentar yakni sekitar hampir tiga bulan. Terhitung mulai 23 Maret 2023 – 1 Juni 2023.
Sama dengan tahun sebelumnya, tahun 2024 ini Thudong juga dilaksanakan. Dilansir dari Detik, rombongan para biksu bahkan sudah terpantau sampai di Candi Borobudur pada Senin (20/05) kemarin. Kedatangan para biksu tersebut pun disambut sukacita oleh para warga setempat dan pengelola Candi Borobudur.
Di balik ritual Thudong 2024 kali ini, ada deretan fakta menarik yang mungkin belum kamu ketahui. Apa saja fakta menarik tersebut?
1. Diikuti Lebih dari 40 Biksu dari 5 Negara Berbeda
Pada tradisi Thudong 2023, diketahui ada 32 biksu yang turut serta. Namun, jumlahnya bertambah banyak di tahun 2024. Setidaknya, Thudong 2024 diikuti lebih dari 40 biksu yang berasal dari lima negara sekaligus.
“Kami dari Thailand, Malaysia, Singapura dan ada juga gabung lagi dari Korea juga. Akhirnya jadi sampai 5 negara (termasuk Indonesia, Thudong) tahun ini tambahan,” ujar Pemimpin Thudong 2024, Bhate Kamsai Sumano Mahathera dalam sebuah wawancara sesampaikan di Thudong seperti dilansir dari Detik, Selasa 21 Mei 2024.
2. Tidak Lagi Tempuh Jarak Ribuan Kilometer
Sebelumnya, Thudong 2023 menjadi viral di media sosial dalam dan luar negeri karena para biksu harus menempuh perjalanan ribuan kilometer jalan kaki. Dan sepanjang perjalanan hampir 3 bulan itu, mereka melintasi beberapa negara. Namun pada Thudong kali ini, perjalanan dimulai dari Vihara Buddha Jayanti, Semarang pada Kamis 16 Mei 2024.
Selama perjalanan, rombongan biksu ini akan mampir dan beristirahat di beberapa titik hingga akhirnya sampai di tujuan akhir, Candi Borobudur. Perjalanan selama kurang lebih 60 km ini pun menempuh waktu selama kurang lebih lima hari.
3. Disediakan Kopi dan Dawet di Masjid Baiturrohmah Temanggung
Salah satu momen menarik saat Thudong adalah saat para biksu beristirahat di serambi Masjid Baiturrohmah Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Minggu 19 Mei 2024. Para rombongan biksu disambut baik oleh para takmir masjid dan jajaran perangkat desa setempat. Bahkan, mereka pun menyediakan snack dan minuman untuk secara khusus menjamu para biksu.
“Kami terus berembuk dengan takmir lain, diperbolehkan. Terus untuk menyambut tamu, mempersiapkan segalanya. Intinya hanya untuk istirahat, tapi kami yang merasa kedatangan ya tetap menyediakan minum dan snack secukupnya,” jelas Fatkhulrohman, takmir masjid Baiturrohmah Bengkal, dikutip dari detikJateng pada Selasa 21 Mei 2024.
Untuk itulah, pihak masjid pun menyediakan hidangan penyambutan berupa berupa kopi, teh, dawet, air mineral hingga soda. Bahkan, ada juga donatur yang secara sukarela menyediakan suplemen.
4. Candi Borobudur Bukan Satu-Satunya Tujuan
Diketahui, acara puncak Hari Raya Waisak di Candi Borobudur akan dilakukan pada Kamis 23 Mei 2024. Setelah malam puncak ini, para biksu rupanya tidak lantas kembali ke negaranya masing-masing. Pasalnya, mereka masih harus menghadiri perayaan Waisak di Vihara Vimuttara Jambi dan Candi Muaro Jambi.
Menurut jadwal, rombongan para biksu ini akan kembali ke negaranya pada Jumat 30 Mei 2024. Jadi, Candi Borobudur bukan satu-satunya tujuan.
5. Tidak Selalu Jalan Kaki
Menurut namanya, Thudong memang memiliki arti berjalan kaki. Seperti yang dilakukan pada 2023 lalu, para biksu berjalan kali selama hampir 3 bulan lamanya. Namun di Thudong kali ini, jalan kaki hanya berlangsung mulai dari Semarang hingga Candi Borobudur.
Sementara itu, perjalanan dari Thailand ke Jakarta hingga Magelang ke Jambi tidak ditempuh dengan berjalan kaki, melainkan pesawat, Cakap People!