CakapCakap – Cakap People! Pihak berwenang harus melarang penambangan di sebuah desa di Republik Demokratik Kongo setelah sebuah gunung dengan tanah kaya emas ini ditemukan.
Melansir Unilad.co.uk, lusinan orang membanjiri gunung di Luhihi, di provinsi Kivu Selatan, Kongo, menyusul penemuan bijih kaya emas pada akhir Februari 2021, dengan video dari tempat kejadian menunjukkan orang-orang menggali tanah dengan sekop dan menggunakan tangan mereka untuk mencoba menggali dan mengekstrak material berharga dari tanah tersebut.
Venant Burume Muhigirwa, Menteri Pertambangan Kivu Selatan, mengatakan masuknya para penggali itu telah menyesaki desa kecil tempat gunung itu berada, sekitar 50 km (30 mil) dari ibu kota provinsi, Bukavu.
Tanah di gunung itu diperkirakan mengandung ‘60% hingga 90% ’emas, menurut laporan Tori Pesin dari BBC.
A video from the Republic of the Congo documents the biggest surprise for some villagers in this country, as an entire mountain filled with gold was discovered!
They dig the soil inside the gold deposits and take them to their homes in order to wash the dirt& extract the gold. pic.twitter.com/i4UMq94cEh— Ahmad Algohbary (@AhmadAlgohbary) March 2, 2021
Penambangan subsisten, seperti yang terlihat dalam video itu, melibatkan penggalian mineral dengan alat-alat yang belum sempurna dan umum di seluruh Republik Demokratik Kongo, Reuters melaporkan .
Penambangan emas ‘artisanal’ dikatakan tersebar luas di timur penghasil emas dan timur laut negara itu, tetapi keputusan yang dikeluarkan pada hari Senin, 1 Maret, mengharuskan semua penambang, pedagang dan anggota angkatan bersenjata Kongo (FARDC) meninggalkan lokasi tambang di dalam dan sekitar Luhihi.
Dari penambang artisanal yang bekerja di timur laut, 90% bekerja di sektor emas, dan 64% tambang emas artisanal di wilayah tersebut memiliki kelompok bersenjata yang hadir di lokasi.
Perintah tersebut, yang dikonfirmasi oleh Muhigirwa, juga mengatakan bahwa semua kegiatan penambangan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan kehadiran FARDC di lokasi tambang yang dilarang berdasarkan undang-undang penambangan Kongo berkontribusi pada ‘kekacauan’ di Luhihi.
Penangguhan ini bertujuan untuk memberi waktu kepada pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang yang bekerja di gunung dan memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan artisanal.
Keputusan tersebut mencatat bahwa ketertiban harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi ‘tidak hanya untuk melindungi kehidupan tetapi juga untuk memastikan ketertelusuran emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo.’
The moment of washing the dirt and extracting the gold. #Congo pic.twitter.com/7L1V1Clm30
— Ahmad Algohbary (@AhmadAlgohbary) March 2, 2021
Kongo penuh dengan kekayaan alam, termasuk minyak, kayu, berlian, dan mineral, tetapi mudahnya menemukan material-material tersebut mendorong keserakahan dan keluhan masyarakat, menurut website Congo’s Gold.
Bersama dengan timah, tungsten dan tantalum, emas adalah salah satu sumber daya yang dikenal sebagai ‘material konflik’, dengan penelitian menunjukkan bahwa kelompok bersenjata menambang, atau memaksa orang lain untuk menambang maaterial tersebut sebelum memungut pajak, menyelundupkan dan memperdagangkan emas.
Situs tersebut mengklaim bahwa hasil dari material tersebut kemudian digunakan untuk membeli senjata atau membayar gaji para pejuang.
Produksi emas di Kongo secara sistematis tidak dilaporkan dan berton-ton logam mulia diselundupkan ke rantai pasokan global melalui tetangganya di timur, Kelompok Ahli PBB untuk Kongo melaporkan tahun lalu.