CakapCakap – Cakap People! Gunung Anak Krakatau kembali erupsi atau meletus di perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, pada Kamis sekitar pukul 12.41 WIB.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 657 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Anadolu Agency melaporkan.
Kolom abu erwarna putih, kelabu, hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 62 mm dan durasi sekitar 41 detik.
“Namun tidak terdengar suara dentuman,” tulis Badan Geologi.
Menanggapi kejadian ini, Badan Geologi memberi rekomendasi kepada masyarakat agar tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
Gunung Anak Krakatau Erupsi Semi Terus Menerus Sejak Lahir Pada 1927
Mengutip Intisari, Gunung Anak Krakatau muncul sekitar 1927-1928 di Kaldera Krakatau, sebuah pulau vulkanik yang muncul sejak meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Dengan aliran lava berikutnya, gunung ini tumbuh dan kini berada di ketinggian sekitar 300 meter (1.000 kaki) di atas permukaan laut.
Sejak kelahirannya, Anak Krakatau telah berada dalam aktivitas erupsi semi-terus menerus, tumbuh lebih besar karena mengalami letusan setiap dua hingga tiga tahun sekali, kata profesor vulkanologi Ray Cas dari Monash University Australia.
Pulau di sekitaran Anak Krakatau ini telah menjadi kawasan terlarang untuk di tinggali tetapi menjadi kawasan populer bagi peneliti dan ahli vulkanologi.
Ketika Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883, ia menembakkan hujan abu hingga lebih dari 20 kilometer ke udara, dalam serangkaian ledakan yang terdengar hingga 4.500 kilometer mencapai Australia.
Selain itu, secara geografis, Indonesia berada di persimpangan tiga lempeng benua yang berdesakan, di bawah tekanan besar.
Hal itu membuatnya sangat rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Saat ini Indonesia memiliki hampir 130 gunung aktif yang membentuk sebagian besar dari ‘Cincin api’ pasifik.
Busur aktivitas seismik yang kuat yang membentang dari Jepang yang rawan gempa melalui Asia Tenggara dan melintasi lembah Pasifik.