CakapCakap – Cakap People! Greta Thunberg mengkritik Presiden AS Joe Biden karena tidak melakukan ‘cukup banyak’ hal untuk mengatasi krisis iklim sejak berkuasa.
Sebagaimana diketahui, langkah pertama yang dilakukan Presiden Joe Biden sebagai presiden adalah mengembalikan negaranya untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Iklim Paris, yang bertujuan mengarahkan AS – produsen gas rumah kaca terbesar kedua di dunia – menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan sejalan dengan tujuan hijau pemerintah.
Memasang target 100% untuk menerapkan ekonomi energi bersih dan emisi nol bersih selambat-lambatnya tahun 2050, Biden juga menunjuk John Kerry sebagai Utusan Presiden Khusus untuk Iklim dan membatalkan beberapa kebijakan lingkungan Donald Trump yang merusak.
Bagi aktivis iklim Swedia itu, tindakan Joe Biden tersebut masih belum cukup.
”If Joe Biden called you and said he could wave a presidential magic wand, what you tell him to do?”
– Nothing. Because that would be undemocratic and democracy is the most precious thing we have.
My interview with @mehdirhasan @MehdiHasanShow on @MSNBC#FaceTheClimateEmergency pic.twitter.com/mOM1xt2oVd— Greta Thunberg (@GretaThunberg) March 8, 2021
Selama tampil di program The Mehdi Hasan Show di MSNBC, Selasa, 9 Maret 2021, remaja berusia 18 tahun itu ditanyai berapa nilai yang akan dia berikan kepada Biden untuk gerakannya dalam masalah iklim.
Thunberg mengatakan dirinya tidak memiliki mandat untuk memberi nilai pada presiden karena dia ‘hanya seorang remaja’, kemudian dia menjelaskan: “Anda sebaiknya melihat sains dan apakah kebijakannya sejalan dengan Perjanjian Paris dan untuk tetap tinggal di bawah 1,5C atau bahkan 2C. Dan kemudian Anda dapat melihat dengan jelas bahwa, tidak, itu tidak cukup sejalan dengan sains.”
Sembari mengakui kesulitan yang akan dihadapi para politisi ketika harus mengambil tindakan legislatif tentang perubahan iklim, Thunberg berkata: “Perlakukan krisis iklim seperti krisis. Mereka telah mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa ini adalah ancaman eksistensial, dan mereka sebaiknya memperlakukannya sebagaimana mestinya, tetapi kenyataannya mereka tidak melakukannya. Mereka hanya memperlakukan krisis iklim sebagai topik politik di antara topik lainnya.”
Pembawa acara kemudian menanyakan kepada Thunberg tentang kebijakan apa yang akan dia minta jika diberi kesempatan, dan remaja itu menjawab: “Itu tidak demokratis. Seorang pemimpin terpilih tidak dapat melakukan apapun tanpa dukungan dari para pemilih… demokrasi adalah hal paling berharga yang kami miliki dan kami tidak dapat mengambil risiko itu.”
Thunberg melanjutkan: “Jadi yang kita butuhkan sekarang adalah meningkatkan kesadaran dan menciptakan opini publik untuk memperlakukan krisis seperti krisis. Karena jika masyarakat tidak menyadari krisis yang kita hadapi, tentu mereka tidak akan menekan pemimpin terpilih. Jadi saya hanya akan memintanya untuk menceritakan situasinya sebagaimana adanya.”
Dia menambahkan: “Nah, bagaimana Anda bisa mengharapkan dukungan dan tekanan dari para pemilih jika Anda tidak memperlakukan krisis seperti krisis? Sejak krisis iklim tidak eksis, bagaimana kita bisa mengharapkan orang-orang untuk melakukan aksi iklim?”