CakapCakap – Beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H atau Lebaran 2019, umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia sudah mulai melakukan tradisi mudik ke kampung halaman. Cakap People yang selama ini hidup dan tinggal di rantau, tentu saja juga sudah mulai pulang ke kota asal. Beberapa di antara ada yang menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor. Namun, tentu saja ada pula yang menumpang kendaraa umum, termasuk menggunakan pesawat.
Nah, kenaikan harga tiket pesawat beberapa waktu lalu, ternyata berimbas pada harga tiket pesawat jelang mudik Lebaran 2019. Sebagian besar pemudik mulai pusing, karena harga tiket pesawat yang tersedia tak masuk akal. Misal untuk rute Bandung-Medan, bahkan bisa mencapai harga Rp 21 juta, seperti dilaporkan laman Detik.com. Karena sudah tak tersisa kelas ekonomi, mau tak mau pemudik harus memilih kelas bisnis Garuda Indonesia dengan harga termurah Rp 13.400.700 dan termahal Rp 21.920.800. Itu pun harus transit kali dengan total waktu tempuh 11 jam hingga 15 jam 55 menit.
“Mending ke luar negeri aja kalau harga segitu,” ungkap Nita, salah seorang karyawan swasta pula mengomentarinya. Sedangkan untuk rute Jakarta-Medan, yang paling murah adalah Rp 3.747.000 di kelas ekonomi dengan maskapai Lion Air dan harus transit di Kuala Lumpur untuk berganti maskapai Batik Air. Untuk pilihan kelas bisnis, harganya tentu jauh lebih mahal lagi, mencapai Rp 9.943.000 menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Tak heran jika Nita mengurungkan niat mudik ke Medan.
Terkait dengan harga tiket pesawat Bandung-Medan yang mencapai lebih Rp 21 juta itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun mengaku akan menegur manajemen Garuda Indonesia dan platform penyedia tiket online, Traveloka. “Saya akan tegur yang menjadi stakeholder dari maskapai, dalam hal ini Garuda Indonesia. Karena ini menyesatkan informasinya, Bandung-Kualanamu Rp 21 juta,” ungkap Budi kepada awak media di Jakarta belum lama ini, dimuat laman Tribunnews.com.
Meski harga tiket tersebut bukan sekali penerbangan, namun Budi menilai tarif tersebut kurang bijak karena terlalu mahal. Apalagi, transit yang ditentukan terbilang aneh. “Tiket transit yang tidak masuk di akal, bikin tiket dari Bandung ke Bali, dari Bali-Jakarta, Jakarta-Kualanamu. Kalau gak dari Jakarta ke Hong Kong, baru ke Kualanamu, bisa begitu,” pungkas Budi. Cakap People beli tiket harga berapa?