CakapCakap – Cakap People! Supermodel top dunia Gigi Hadid dilaporkan ditangkap polisi karena kepemilikan ganja saat berlibur di Kepulauan Cayman baru-baru ini.
Kejadian berawal dari Gigi Hadid dan salah seorang temannya tiba di Kepulauan Cayman dengan pesawat pribadi. Sesampainya di sana, polisi yang menggeledah supermodel tersebut menemukan Gigi membawa ganja dan alat yang digunakan untuk konsumsi ganja, yang dibawa sang supermodel dari New York.
Polisi kemudian menangkap Gigi atas kecurigaan impor ganja dan impor peralatan yang digunakan untuk konsumsi ganja. Keduanya pun dibawa ke ‘kantor polisi’ setempat, yang mana setelah itu dibebaskan dengan jaminan.
Mengutip laporan Rolling Stone, dijelaskan bahwa Gigi Hadid membeli ganja tersebut di kota New York secara legal dengan lisensi medis. Apa sebetulnya yang dimaksud dengan ganja medis?
Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati menerangkan bahwa memang betul ada yang namanya ganja medis.
“Istilah ganja medis itu mengacu pada suatu terapi yang terukur dan dengan dosis tertentu,” jelas Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis itu, dikutip dari laman resmi UGM, Rabu 19 Juli 2023.
Beda dengan ganja biasa, yang menurut Prof Zullies, itu dikonsumsi dengan tanpa takaran dosis sesuai kebutuhan perawatan medis.
“Kalau ganja biasa pakai, misal (dikonsumsi dengan cara) diseduh, itu kan ukurannya tidak terstandarisasi. Tapi, kalau ganja medis yang dipakai dalam bentuk sediaan obat, semuanya terukur dan ada standarisasinya,” jelasnya lebih lanjut.
Meski ada yang namanya ganja medis, Prof Zullies menegaskan bahwa ganja bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi penyakit tertentu, termasuk cerebral palsy. Pasalnya. masih ada obat lain yang bisa digunakan untuk mengatasi kejang akibat penyakit tersebut.
“Ganja bisa jadi alternatif, tapi bukan pilihan pertama,” tegasnya.
“Karena ada aspek lain yang harus dipertimbangkan. Namun, jika sudah menjadi senyawa murni seperti cannabidiol (CBD), terukur dosisnya, dan diawasi pengobatannya oleh dokter yang kompeten, ya, itu tidak masalah,” pungkas Prof Zullies.