CakapCakap – Cakap People! Aksi demo protes yang telah terjadi berbulan-bulan di Hong Kong, ternyata tak hanya berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi mereka, namun juga berdampak pada keberlangsungan hubungan pasangan kekasih di sana.
South China Morning Post melaporkan pada Sabtu, 14 Desember 2019, bahwa banyak pasangan kekasih di Hong Kong putus karena perbedaan pandangan politik mereka dalam aksi protes di Hong Kong.
Hal itu salah satunya terjadi pada Joe, 30 tahun, yang mengaku senang ketika dia memiliki kencan pertama pada akhir Agustus setelah bujang selama dua tahun. Mereka bertemu lewat aplikasi kencan Bumble dan menjalin hubungan baik sampai mereka berjanji menjalin hubungan yang lebih serius.
Namun, dalam beberapa minggu, segalanya harus berakhir. Sang kekasih mengiriminya pesan singkat yang mengatakan: “Saya tidak ingin melanjutkan lagi.”
Meskipun kecewa, Joe (bukan nama sebenarnya) menduga hal itu lantaran dia telah mengungkapkan bahwa dia anti-polisi dan kelompok Pita Kuning, sebuah lambang gerakan pendemo pro-demokrasi, yang bertentangan dengan pendukung pro-Beijing yang dikenal Pita Biru.
“Saya tidak pernah berpikir bahwa pandangan politik saya akan menghalangi kehidupan berkencan saya,” kata Joe.
Dengan gerakan anti-pemerintah Hong Kong yang sekarang memasuki bulan ketujuh, para lajang yang mencari kencan online telah mulai menyatakan pandangan politik mereka, beberapa menyatakan bahwa mereka tidak tertarik pada orang-orang dari kubu yang berlawanan.
Para lajang Hong Kong sebelumnya menceritakan diri mereka, jenis film atau lagu yang mereka suka, kini berubah dengan mencari preferensi politik kencan mereka. Frasa seperti “Tidak ada pita biru” atau “Tidak ada pita kuning” adalah umum pada profil aplikasi kencan.
Tren ini telah berlangsung di antara pengguna platform kencan seperti Tinder, OkCupid dan Coffee Meets Bagel, beberapa di antaranya. Tinder menduduki peringkat pertama oleh warga Hong Kong karena kepopulerannya, menurut survei 2017 yang dilakukan oleh YouGov. Juga ditemukan bahwa empat dari 10 warga negara Hong Kong menggunakan aplikasi kencan online.
Biro jodoh Yubi Wong Ka-yu, pendiri HK Romance Dating, yang membantu orang bertemu langsung tanpa aplikasi kencan, khawatir dengan perkembangan terbaru.
“Orang-orang bisa menjadi kurang waspada ketika seseorang yang mengaku berada di pihak yang sama secara politis mendekati mereka,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa ketika gerakan protes mengintensifkan kesenjangan sosial Hong Kong, orang-orang muda cenderung lebih mempercayai mereka yang setuju dengan mereka secara politis dan itu dapat mengarah pada membangun rasa kedekatan emosional dengan cepat.
Pendiri perusahaan biro jodoh Yubi Wong yang memiliki sekitar 20.000 anggota yang sebagian besar berusia antara 28 dan 36 tahun, mengatakan, “Menyatakan pandangan politik dulu jarang di dunia kencan. Sangat sedikit orang Hong Kong yang biasa menanyakan hal itu.”
Ia memperkirakan bahwa sekitar 10 persen kliennya sekarang meminta untuk memeriksa orang-orang dari kubu politik Hong Kong yang berlawanan.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Inilah Kota-Kota Termahal di Dunia, Hong Kong jadi Nomor Satu - CakapCakap
Pingback:20.000 Lebih Wanita Melamar Jadi Kekasih Yusaku Maezawa, Miliarder Jepang yang Akan Keliling Bulan - CakapCakap