CakapCakap – Cakap People! Kamu pasti sudah familiar ya dengan kalimat: “Dua anak lebih baik“? Ya, ini merupakan moto dari program keluarga berencana (KB) yang sampai kini mungkin sangat familiar untuk para keluarga. Program KB sendiri merupakan program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk di suatu negara. Dilansir dari laman liputan.com, program KB sudah ada di Indonesia sejak akhir tahun 1970an.
Selain untuk menekan angka kelahiran, program KB juga dibuat untuk menciptakan kemajuan, kestabilan dan kesejahteraan ekonomi keluarga. Mengenai KB, ini sudah di atur dalam UU No 10 tahun 1992 dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kira-kira fakta apa saja yang ada dibalik porgram KB di Indonesia? Yuk, kita simak ulasannya di bawah ini!
Penggunaannya Telah Meningkat Dalam Tiga Tahun Terakhir
Dilansir dari laman Tribun, Direktur Bina Kepesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), drg Widwiono MKes, menyatakan bahwa hingga saat ini penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang di Indonesia masih memprihatinkan. Dia mengaku pihaknya sudah terus mendorong masyarakat beralih ke kontrasepsi jangka panjang, namun belum berhasil.
Menurut Widwiono, grafik penggunaan KB suntik terus naik dalam tiga tahun terakhir. Karenanya, dalam rangka menaikkan pengguna MKJP, BKKBN membuat program satu kabupaten satu ahli kandungan kebidanan yang bisa melayani tubektomi, dan satu dokter umum yang dapat melayani vasektomi, yang mulai dicanangkan tahun depan.
Angka Pengguna Masih Terbilang Belum Tinggi
Seperti diketahui, pemerintah mencanangkan gerakan keluarga berencana pada akhir 1970an dengan tujuan meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi dan menurunkan jumlah angka kelahiran bayi. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua.
Meski telah dijalankan selama sekitar 30 tahun, nilai-nilai keluarga kecil sejahtera tampaknya tidak hidup, terbukti dengan fertilitas penduduk Indonesia yang berada pada tingkat 2,6 per ibu, tergolong relatif tinggi. Sebaliknya, angka pengguna kontrasepsi masih sekitar 57% dengan dominasi penggunaan KB jangka pendek, dan fertilitas remaja dengan usia berkisar 15-19 tahun masih tinggi, yaitu 48 kelahiran per 1.000 wanita.
Alasan Utama Wanita Enggan Menggunakan KB
Pertama, masih banyaknya orang yang enggan memakai alat kontrasepsi karena larangan agama. Kedua, adanya keyakinan bahwa penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom dianggap melegalkan perzinahan dan seks bebas. Ada pula potensi hambatan dari Rancangan Revisi KUHP yang sedang dibahas DPR: larangan mempertunjukkan alat kontrasepsi yang berpotensi mempidanakan banyak pihak.
Perlu dicatat bahwa pertumbuhan penduduk bukanlah hal yang boleh disepelekan. Program dan gerakan tentunya sangat menguntungkan negara agar dapat memenuhi kebutuhan warga negaranya. Tak hanya itu, program KB merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sekaligus meningkatkan pembangunan Indonesia.
Jadi, apakah Cakap People siap untuk melakukan program KB?
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!