CakapCakap – Salah satu media sosial paling populer di dunia saat ini, Facebook terus berupaya untuk memberikan pengalaman terbaik bagi seluruh para penggunanya. Cakap People sendiri kini mungkin menyadari bahwa pihak Facebook semakin ketat dalam mengatur setiap konten yang diunggah oleh para penggunanya. Hal ini mereka lakukan untuk terus berusaha keras meminimalisir konten-konten negatif yang belakangan makin banyak beredar pada platform media sosial tersebut.
Namun, penyaringan konten yang sangat ketat itu juga membuat sejumlah pengguna merasa tidak adil, karena ada beberapa konten yang mereka unggah ternyata juga turut dihapus. Untuk menyikapi permasalahan ini, maka Facebook pun akan membentuk badan pengawas independen yang akan membantu menangani upaya banding dari pengguna terkait konten yang dihapus, seperti dilaporkan oleh laman Republika.co.id belum lama ini. Pengguna yang kontennya dihapus dapat mengajukan banding ke badan ini untuk meminta penjelasan mengapa unggahan dianggap melanggar kebijakan.
“Saya yakin kami tak harus sendirian membuat begitu banyak keputusan penting tentang kebebasan berekspresi,” kata CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam sebuah konferensi pers di Amerika Serikat. Dia mengaku butuh banyak bantuan dalam mengatasi berbagai tantangan ke depan, sehingga badan ini akan dibentuk pada tahun 2019 nanti. Menurutnya, pola hubungan badan ini sendiri dengan para pengguna akan seperti jajaran direksi dengan para pemegang sahamnya dalam sebuah perusahaan.
Tidak hanya itu saja, Facebook juga merencanakan pada tahun depan untuk mulai merilis ringkasan penghapusan konten setiap perempat tahun dalam waktu yang setara dengan laporan hasil, seperti dilaporkan oleh laman Cakrawala.co. “Kami telah membuat kemajuan dalam mendapatkan konten kebencian, perundungan, dan terorisme di luar jaringan kami,” kata Zuckerberg lagi. Perundungan atau bullying merupakan tantangan yang lebih berat terhadap sistem kecerdasan buatan, karena lebih bersifat pribadi dan subyektif, misalnya seseorang yang bercanda mengolok-olok temannya.
Mendeteksi konten kebencian juga butuh pemahaman terkait keseluruhan bahasa yang digunakan di Facebook, bersama dengan konteks budaya. Semoga Facebook bisa lebih baik ya, Cakap People!