CakapCakap – Era kendaraan listrik di Indonesia sudah siap dimulai, seiring dengan terbitnya regulasi berupa Peraturan Presiden (Perpres) Mobil Listrik, baru-baru ini. Seperti yang Cakap People ketahui, regulasi itu sudah lama ditunggu, yang akan menjadi ‘payung hukum’ proses produksi dan penjualan kendaraan listrik di Tanah Air. Namun, kedatangan era mobil listrik ini ternyata diwaspadai oleh PT Pertamina (Persero), karena diyakini akan memberikan dampak negatif mengancam bisnis minyak.
Perkembangan industri mobil listrik dalam negeri memang dapat saja berdampak negatif pada bisnis perseroan, karena akan mempengaruhi penjualan minyak dari Pertamina. “Dalam situasi disrupsi ini Pertamina tetap waspada. Tren di Cina luar biasa dahsyatnya, bahkan penjualan minyak di sana tidak tumbuh,” ungkap Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Mas’ud Khamid, seperti dilansir oleh laman CNNIndonesia.com. Menurutnya, penjualan minyak di Cina malah stagnan akibat bisnis mobil listrik.
Oleh karena itu, Pertamina pun tidak menutup kemungkinan untuk memperbanyak Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU). Dengan demikian, perusahaan tentu akan punya beberapa sumber pemasukan. “Kami tergantung regulasi, kami kan punya SPLU di Kuningan,” lanjutnya. Pertamina memang telah membangun SPLU berlokasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) di Kuningan, Jakarta Selatan. SPLU itu pun menjadi yang pertama kali diluncurkan oleh Pertamina di ruang publik.
Perusahaan pelat merah itu sendiri pun menunjukkan komitmen untuk memperbanyak SPLU, yang tentu juga akan mendukung pengembangan mobil listrik nasional. Namun, Mas’ud menegaskan tentu saja tetap harus melihat aturan terlebih dahulu. “Jadi SPLU itu nanti kita juga lihat aturannya dulu,” tambahnya seperti dimuat dalam laman SindoNews.com. Selain itu, Pertamina juga mencoba menyiapkan opsi bisnis lainnya, supaya tetap bisa mendapat keuntungan dari hadirnya mobil listrik.
BUMN di sektor minyak dan gas tersebut itu disebut juga mulai melirik bisnis baterai lithium sebagai kunci keberhasilan mobil listrik, sekaligus untuk menyukseskan program kendaraan listrik nasional. “Peluang itu jadi bagian dari pemikiran kita, tapi tergantung nanti kita lihat regulasinya,” pungkas Mas’ud. Bagaimana menurut Cakap People?