CakapCakap – Cakap People! Pandemi COVID-19 adalah salah satu penyakit yang tidak pernah kita duga. Karena ini masih menjadi misteri bagi para ilmuwan dan mereka masih mempelajari untuk mengenal virus corona.
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah risiko utama bagi orang yang terinfeksi virus corona baru dan Amerika Serikat sangat rentan karena tingginya tingkat obesitas di sana, kata Kepala Ahli Epidemiologi Prancis, Rabu, 8 April 2020.
Melansir Reuters, Kepala Epidemiolog Perancis, Profesor Jean-François Delfraissy mengatakan bahwa obesitas akan meningkatkan risiko orang yang terkena COVID-19. (Epidemiolog adalah profesional kesehatan masyarakat yang menyelidiki pola dan penyebab penyakit dan cedera pada manusia. Mereka berupaya mengurangi risiko dan terjadinya hasil kesehatan negatif melalui penelitian, pendidikan masyarakat, dan kebijakan kesehatan.)
Profesor Delfraissy juga menyatakan keprihatinannya dan mengatakan bahwa Amerika Serikat sangat rentan terhadap COVID-19 karena mereka memiliki tingkat obesitas yang tinggi di sana. Profesor mempelopori dewan ilmiah yang memberi nasihat kepada pemerintah Prancis tentang pandemi dan telah memimpin penelitian Prancis untuk Ebola dan AIDS pada masa itu.
Profesor Delfraissy mengatakan bahwa sebanyak 17 juta dari 67 juta warga Prancis berisiko serius terkena COVID-19 karena usia lanjut, penyakit yang ada, dan obesitas.
“Virus ini mengerikan, bisa menyerang anak muda, khususnya anak muda yang gemuk. Mereka yang kelebihan berat badan benar-benar perlu berhati-hati,” kata Prof. Delfraissy kepada radio franceinfo.
“Itulah sebabnya kita khawatir tentang teman-teman kita di Amerika, di mana masalah obesitas diketahui dan di mana mereka mungkin akan memiliki masalah paling besar karena obesitas.”
Delfraissy mengatakan 88% dari mereka yang terinfeksi COVID-19 hanya menderita gejala mirip flu yang parah.
Prof. Delfraissy menyebutkan bahwa tingkat kematian anak muda dengan COVID-19 adalah 2%, tetapi ketika mereka lebih rentan (obesitas dan / atau dengan kondisi penyakit yang sudah ada sebelumnya), angka kematian meningkat menjadi 14%. Dia menambahkan bahwa pada kasus Prancis, mereka masih sangat jauh dari mencapai kekebalan kawanan (50% hingga 60% dari populasi).
“Data awal menunjukkan bahwa jumlah orang yang mungkin telah mengembangkan kekebalan lebih rendah dari yang kita bayangkan, sekitar 10-15%,” ujarnya.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Pria Ini Tak Sengaja Melemparkan Dirinya Keluar dari Jet Tempur Saat Berada di Ketinggian 2.500 Kaki - CakapCakap
Pingback:Pasangan Lansia Ini Tinggalkan Segalanya dan Putuskan Keliling Dunia, Mereka Saling Jatuh Cinta Lagi! - CakapCakap