CakapCakap – Cakap People! Hormon berdampak langsung pada kulit, tetapi tak banyak yang tahu bahwa kulit juga berhubungan dengan stres dan tidur. Banyak penelitian menunjukkan hubungan antara kurang tidur dan lonjakan kadar kortisol, hormon stres utama tubuh.
Dokter kulit bersertifikat Whitney Bowe mengungkap semua masalah kulit yang terkait dengan kurang tidur, seperti dilansir dari Mind Body Green, Minggu, 27 November 2022.
1. Menurunkan produksi kolagen dan asam hialuronat
Bowe mengatakan bahwa stres kronis dan kurang tidur dapat menyebabkan penurunan produksi kolagen dan asam hialuronat. “Itu jelas dapat menyebabkan perubahan terkait usia pada kulit dari waktu ke waktu,” kata dia dalam unggahan video di TikTok beberapa waktu lalu.
Penuaan kulit secara langsung berkaitan dengan kurangnya produksi kolagen, di antara faktor-faktor lain seperti paparan sinar UV.
Asam hialuronat adalah molekul kunci yang berfungsi menjaga kulit tetap terhidrasi secara alami, jadi kekurangan asam ini dapat menyebabkan kulit kering.
2. Mengurangi produksi ceramides kulit
Kurang tidur dan stres kronis juga dapat menyebabkan penurunan produksi ceramide, kata Bowe.
“Kita tahu bahwa ceramide sangat penting untuk penghalang kulit yang sehat, menjebak dan menahan kelembapan di kulit,” lanjutnya.
“Jadi, jika kulit benar-benar kering dan tak tahu penyebabnya, padahal sudah memakai banyak pelembap dan meminum bayak air, maka itu mungkin karena stres,” kata Bowe.
Ceramide adalah lipid yang ditemukan secara alami di kulit, yang membantu menjaga kulit terhidrasi dan berfungsi seperti lem yang menyatukan kulit. Itulah sebabnya mereka sangat penting. Produksi ceramide internal juga menurun seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan kulit tambah kering.
3. Meningkatkan produksi sebum
Karena lonjakan kortisol, stres dan kurang tidur sebenarnya dapat meningkatkan produksi sebum di kulit. “Ketika zat lengket dan berminyak ini diproduksi secara berlebihan, itu dapat memicu jerawat pada sebagian orang,” kata Bowe.
Jadi, jika mengalami jerawat hanya sesekali, maka itu mungkin terkait dengan stres dan kurang tidur.
4. Peradangan kulit
“(Kurang tidur dan stres) mengalihkan sel-sel kekebalan dari aliran darah ke kulit,” kata Bowe. Ini dapat merangsang peradangan pada kulit, yang dapat menyebabkan penuaan kulit lebih dini, serta meningkatkan jerawat dan bahkan memperburuk kondisi kulit seperti eksim dan rosacea.
5. Memperlambat penyembuhan luka
Saat stres atau kurang tidur, itu sebenarnya bisa memperlambat penyembuhan luka, kata Bowe.
“Jadi jika ada luka atau goresan, itu bisa lebih lama untuk sembuh setelah itu terjadi,” lanjutnya. Jadi, jika baru saja menjalani prosedur yang memerlukan timeout (seperti microneedling profesional), cobalah memprioritaskan tidur dan meminimalkan stres untuk memastikan kulit sembuh secepatnya.
6. Membuat gatal
Stres dan kurang tidur dapat merangsang pelepasan histamin, ujar Bowe. Jadi, jika merasa gatal saat stres atau di malam hari sebelum tidur, itu bisa jadi karena stres.
Seperti yang diketahui, stres dan kurang tidur dapat memengaruhi kulit dengan berbagai cara. Jadi bagaimana sebaiknya? Prioritaskan tidur malam saat bisa dan minimalkan stres dalam kehidupan sehari-hari.