CakapCakap – Cakap People! Studi baru menunjukkan terpapar COVID-19 meningkatkan risiko demensia, psikosis, dan kabut otak. Risiko menyengsarakan ini ada bahkan hingga dua tahun setelah infeksi berlalu.
Penelitian yang dipublikasikan di Lancet Psychiatry tersebut mengamati 1,25 juta orang yang didiagnosis dengan COVID-19 selama dua tahun terakhir. Anak-anak lebih mungkin didiagnosis dengan beberapa kondisi, seperti kejang dan gangguan psikotik setelah tertular virus.
Menurut penelitian, varian SARS-CoV-2 yang lebih baru (Delta dan Omicron) lebih mungkin memicu gangguan kesehatan mental yang serius daripada strain alpha. Profesor Paul Harrison, penulis utama studi tersebut, mengatakan COVID-19 dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi neurologis dan kejiwaan dalam enam bulan pertama setelah infeksi.
Selain itu, penelitian menunjukkan beberapa dari peningkatan risiko ini dapat bertahan setidaknya selama dua tahun.
“Hasilnya memiliki implikasi penting bagi pasien dan layanan kesehatan karena menunjukkan kasus baru kondisi neurologis yang terkait dengan infeksi COVID-19 kemungkinan akan terjadi untuk waktu yang cukup lama setelah pandemi mereda,” ujar Prof Harrison, seperti dilansir laman The Sun, Jumat, 19 Agustus 2022.
Studi ini menganalisis data pada 14 diagnosis neurologis dan psikiatri dari catatan kesehatan elektronik dari AS selama periode dua tahun. Peneliti menemukan bahwa untuk orang dewasa, risiko mengalami depresi atau diagnosis kecemasan awalnya meningkat setelah infeksi.
Tapi itu kembali sama seperti dengan infeksi pernapasan lainnya, seperti flu biasa, setelah hanya dua bulan. Namun, risiko mengembangkan kondisi kesehatan neurologis dan mental lainnya masih lebih tinggi bagi mereka yang tertular COVID-19 dibandingkan dengan infeksi pernapasan lainnya dua tahun setelah infeksi.
Orang dewasa berusia 18 hingga 64 tahun yang kena COVID-19 hingga dua tahun sebelumnya juga memiliki risiko kabut otak, dan penyakit otot yang lebih tinggi. Itu jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki infeksi saluran pernapasan lain hingga dua tahun sebelumnya.
Awal tahun ini, sebuah penelitian menemukan bahwa siapa pun yang terkena COVID-19 dalam setahun terakhir masih bisa berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Orang yang terbaring di tempat tidur selama tujuh hari dengan infeksi yang lebih serius lebih mungkin mengalami depresi dan kecemasan hingga 16 bulan.